Kasus COVID-19 di Indonesia Melonjak Lagi, Apa Penyebabnya?
- TJ Sutrisno
Jakarta – Kasus COVID-19 kembali merebak di berbagai negara. Termasuk di kawasan regional Asia Tenggara seperti Singapura, Malaysia, dan Indonesia. Lalu mengapa COVID-19 yang mana status pandemi sudah tak lagi ada kini kembali mencuat?
Mengutip dari tvonenews.com, dokter dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Annisa Dian Harlivasari mengatakan, penyebab kenaikan kasus COVID-19 di Indonesia saat ini karena virus menular tersebut bersifat musiman. Yang mana COVID-19 maupun virus lainnya merupakan makhluk hidup dan akan bertahan hidup, salah satunya dengan melakukan mutasi.
"Kalau misalnya kita saat ini menghadapi lonjakan kasus, ya memang itu biasanya itu adalah musiman," jelasnya di Jakarta, Rabu (6/12/2023).
Yang menyebabkan COVID-19 bersifat musiman, lanjutnya, karena biasanya perubahan cuaca dan perubahan dari mobilitas masyarakat. Dan ke depannya Indonesia bakal menghadapi kenaikan penyakit infeksi, salah satunya COVID-19.
"Kita enggak bisa istilahnya kok COVID-19 ada lagi. COVID tuh akan selalu ada, tetapi saat ini lonjakannya tidak mengakibatkan penyakit yang berat," ungkapnya.
Annisa yang bertugas di Sub Bagian PDPI Kelompok Kerja Penyakit Paru Akibat Kerja menyebutkan bahwa vaksinasi hanya bisa menurunkan angka kasus COVID-19. Terkait varian apa yang sekarang merebak, pihaknya masih menunggu data-data pasien yang terkonfirmasi positif virus menular itu.
"COVID-19 saat ini bakal menyerang kelompok yang rentan. Antara lain usia di atas 60 tahun, pasien-pasien dengan komorbid, serta orang yang tidak memiliki pola hidup sehat termasuk perilaku merokok," kata Annisa.
Ia membandingkan dengan kondisi kelompok rentan tertular COVID-19 namun kondisinya bagus dan imunitasnya baik, mungkin tidak akan menjadi berat.
"Oleh karena itu, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) menjadi penting seperti kembali memakai masker terutama di lingkungan yang berkerumun, di rumah sakit, atau di tempat keramaian misalnya di stasiun," jelasnya.
Walaupun banyak kasus COVID-19, lanjutnya lagi, tetapi masih dalam kondisi yang ringan. Artinya, belum ada laporan pasien yang harus dirawat di rumah sakit, unit perawatan insentif, dll.(TJ).