Kisah Sukses Petani Buah Andaliman di Samosir Bersama Program Desa Sejahtera Astra

Buah andaliman dari DSA Garoga Samosir.
Sumber :
  • Paguyuban KBA

Viva Semarang –  Jatuh bangun petani buah andaliman di Pulau Samosir, Sumatera Utara berbuah manis. Didukung Program Desa Sejahtera Astra, petani pun bisa mengekspor banyak buah andaliman ke Eropa. Berikut kisahnya.

Adalah tekad Kiki Andrea untuk meyakinkan petani lokal di Desa Garoga, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara agar menekuni budidaya buah andaliman.

Andaliman adalah buah yang tumbuh di perbukitan Samosir dekat Danau Toba Sumatera Utara. Buah ini ukurannya kecil mirip lada. Makanya sering disebut juga lada Batak.

Andaliman dipakai untuk bumbu masakan khas masyarakat Batak di Samosir. Jika masih buah basah, rasa andaliman getir. Tapi begitu dijadikan bumbu, membuat masakan menjadi sangat sedap.

Singkat cerita, pada tahun 2015, Kiki Andrea yang berprofesi sebagai pemandu wisata di Samosir bertemu wisatawan asal Swedia yang makan di warung milik keluarga Kiki. Wisatawan itu penasaran dengan citarasa buah andaliman yang menjadi bumbu masakan di warung makan tersebut.

Ia pun meminta Kiki untuk membuat andaliman kering dan dikirim ke rumah wisatawan itu di Swedia.

Kiki pun menyanggupinya. Ia kemudian melakukan percobaan pengeringan bersama petani. Sampai kemudian ia bisa menghasilkan andaliman kering lalu dikirimkan ke Swedia.

"Ia bertanya pada saya, apakah kamu tahu andaliman? Saya bilang, iya saya tahu andaliman. Terus dia tanya lagi, apakah kamu bisa mbuat andaliman kering? Saya bilang bisa, padahal saya nggak bisa, yakin dulu aja. Lalu saya cari petani andaliman di Samosir. Kita coba keringkan dan kita kirim ke Swedia. Dan turis itu bilang, ini luar biasa. Itulah awal mulanya," cerita Kiki dikutip dari Channel YouTube Paguyuban KBA.

Turis itu kemudian minta kiriman lagi. Kiki pun menghubungi para petani di Samosir untuk diajak mengolah andaliman kering. Kiki sudah memprediksi, bahwa hasil yang akan dicapai akan mampu menyejahterakan petani. Karena andaliman yang harganya murah karena merupakan bumbu biasa di Samosir, ternyata dihargai tinggi di Eropa.

Bayangkan, andaliman basah yang harganya cuma puluhan ribu rupiah di pasar lokal, ternyata dihargai hingga 700 ribu rupiah di Eropa setelah dikemas rapi dalam bentuk andaliman kering.

Upaya Kiki disambut petani. Ada sekitar 30 petani yang kemudian bergabung. Mereka kemudian mengumpulkan buah andaliman Dan memprosesnya menjadi andaliman kering.

Sepak terjang Kiki Andrea Dan petani di Samosir ini terdengar sampai ke Astra Grup, sebuah perusahaan besar di Indonesia. Astra yang punya program CSR Desa Sejahtera Astra kemudian memberi tawaran bantuan pendampingan kepada Kiki Dan para petani buah andaliman. Desa Garoga Samosir pun direbranding menjadi Desa Sejahtera Astra (DSA) Garoga. 

"Astra tertarik dan mendukung kegiatan usaha DSA Garoga dalam bentuk alat produksi. Yaitu satu unit alat vacuum sealer dan dua unit green house tempat penjemuran Andaliman,” jelas Kiki Andrea.

Berstatus Desa Sejahtera Astra atau DSA membuat petani andaliman di Garoga Samosir makin terlecut. Jumlah buah andaliman yang diekspor pun makin banyak seiring jumlah produksi andaliman yang mereka hasilkan.

Peningkatan itu karena alat produksi yang didukung Astra bisa membuat pengeringan lebih cepat, sehingga membuat pemesan senang dan percaya. 

Pada tahun 2024 berjalan ini, Kiki dan petani sudah mengekspor 770 kilogram andaliman ke Jerman, Prancis, dan Swedia. Sebelumnya pada tahun 2021 mencatat ekspor andaliman himgga 1,7 ton.

Kini, Kiki dan kawan-kawan sedang membidik pasar lainnya di Amerika dan Australia.

Sementara itu, Head Of Environment PT. Astra Internasional Tbk Bondan Susilo mengatakan bahwa program Desa sejahtera Astra ini adalah untuk meningkatkan potensi ekonomi masyarakat lokal dengan beberapa klaster komoditi. Klaster komoditas andaliman Desa Garoga menjadi salah satu ekspor unggulan.

"Sebenarnya semua punya tujuan yang sama yaitu meningkatkan ekonomi masyarakat. Ada beberapa yang bisa Astra bantu karena memang kompetensi kami Ada di situ, seperti proses produksi, proses pemasaran dan lain-lain. Harapannya produk ini bisa kita kembangkan dari sisi hilirisasinya, sehingga nilai jual juga bisa lebih tinggi dari sebelumnya," jelas Bondan dikutip dari Channel YouTube Paguyuban KBA (Teguh Joko Sutrisno/Viva)