Survei REQComm, Elektabilitas Sam'ani-Bellinda di Pilkada Kudus Teratas di Media Sosial dan Online

Paslon Bupati Kudus Samani-Bellinda.
Sumber :
  • IG Bellinda

“Total sentimen, Sam'ani-Bellinda dominan menerima sentimen baik, dengan total positif medsos 76,13 persen dan media online 46,0 persen. Adapun Hartopo-Mawahib menerima total positif medsos 39,47 persen dan media online 40,9 persen," katanya.

“Sedangkan untuk pemberitaan atau konten negatif, paslon Hartopo-Mawahib menduduki posisi pertama untuk medsos yakni 30.53 persen sementara Sam'ani-Bellinda hanya 2.88 persen. Untuk media online, pemberitaan negatif terkait Hartopo-Mawahib yakni 15.7 persen dan 9.5 persen untuk Sam'ani-Bellinda.”

Menurutnya, sentimen positif terbentuk dengan penggunaan kata positif seperti, baik, terbaik, hebat, keren, cemerlang, dan lain-lain pada headline atau judul topik postingan. Lebih lanjut, Mulyono mengatakan jika mayoritas pendukung pasangan nomor urut 01 itu lebih dominan gen z dan usia 20-50 tahun.

"Pada Audience, Sam'ani-Bellinda dominan didukung oleh laki-laki 78,97 persen dan perempuan 21.21 persen dengan rentang usia 31-40 tahun 37,63 persen. Yang menarik adalah generasi Z yakni di rentang usia 18-20 tahun 18.64 persen dan 22-30 tahun yakni 29.89 persen, artinya generasi muda dan produktif mayoritas mendukung Sam'ani-Bellinda ," kata dia.

Sementara itu, paslon Hartopo-Mawahib juga dominan didukung oleh laki-laki 95,24 persen dan perempuan hanya 4.7 persen, sementara untuk pendukung dari rentang usia 31-40 tahun 50,00 persen dan generasi Z hanya 2.38 persen.

Terakhir, ia mengatakan bahwa pada top location, paslon Sam'ani-Bellinda lebih mendominasi di ranah nasional hingga wilayah/provinsi. “Tercatat tertinggi di wilayah Jawa Tengah sebanyak 216 dan Kabupaten Kudus sebanyak 155. Sedangkan Hartopo-Mawahib di wilayah Jawa Tengah sebanyak 84 dan Kabupaten Kudus hanya 53," ujarnya.

Dari hasil survei ini, Mulyono mengatakan bahwa pola-pola interaksi pemilih Calon Bupati Kudus pada Pilkada 2024, dengan konsumsi media menunjukkan kecenderungan kuatnya pengaruh media sosial dan online sebagai rujukan informasi serta pertimbangan menentukan pilihan.