Lewat Misi Kemanusiaan, Asto Raih Inpirasi SATU Indonesia Awards 2017

Ronaldus Asto Dadut, penerima apresiasi SATU Indonesia Awards 2017
Sumber :
  • Asta.co.id

Semarang – Perdagangan manusia atau human trafficking menjadi salah satu kejahatan HAM yang cukup berat dan mendapatkan perhatian di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Inilah yang menjadikan Ronaldus Asto Dadut, seorang pria dari Tamboloka, Nusa Tenggara Timur yang memilih jalan mengabdikan dirinya untuk fokus pada permasalahan kesehatan dan human trafficking. 

Melalui aksi nyata yang dilakukannya, Ronaldus Asto Dadut berhasil dinobatkan sebagai penerima apresiasi Semangat Astra Terpadu untuk (SATU) Indonesia Awards 2017 di bidang kesehatan.

Pria yang pernah mengenyam pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Nusa Cendana, Kupang tersebut tak mengira banyak nasib pekerja migran yang kurang beruntung. 

" Suatu hari, pada 2014, saya diminta seorang dosen dari Kampus Unwira Kupang, untuk menjemput korban human trafficking yang telah disekap selama 3 bulan. Saya kaget saat mendapati 15 korban tersebut kebanyakan perempuan, dalam keadaan depresi dan tidak terurus," ujarnya seperti dikutip dalam laman Astra.co.id.

Sebagai wujud konsistensinya menyelamatkan korban human trafficking, Ronaldus Asto Dadut bersama teman- temannya mendirikan Jaringan Relawanuntuk Kemanusiaan (J-RUK) Sumba, yang juga dikenal dengan gerakan Stop Bajual Orang.

Sampai kini, mereka sudah memberikan berbagai penyuluhan mengenai Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan sosialisasi pencegahan human trafficking (perdagangan manusia). 

" Sebanyak 2.889 anak mendapatkan pembekalan mengenai kebersihan dan kesehatan, dan 5.307orang dewasa sudah mendapatkan penyuluhan mengenai pencegahan praktik human trafficking," terangnya.

Asto juga mengatakan bahwa Ia bercita - cita untuk bisa mendirikan rumah singgah bagi anak-anak di Nusa Tenggara Timur.