Warna-Warni Jepara Art Carnival 2025 Meriahkan Hari Jadi Provinsi Jawa Tengah

Jepara Art Carnival 2025.
Sumber :
  • Dok

Viva Semarang, Jepara – Di jantung Kota Jepara, tepatnya di sepanjang Jalan Kartini, sorak-sorai penonton berpadu dengan alunan musik etnik, menciptakan suasana riuh nan penuh gempita. Puluhan peraga busana melenggang percaya diri, membawa narasi sejarah dan budaya Nusantara dalam balutan kostum-kostum fantastis pada perhelatan Jepara Art Carnival 2025. Acara yang baru pertama kali digelar ini terasa istimewa, menjadi bagian dari perayaan Hari Jadi ke-80 Provinsi Jawa Tengah.

Setiap kostum yang dipamerkan bukan sekadar busana, melainkan sebuah cerita yang dirajut dari kekayaan tradisi lokal. Para peserta, yang datang dari berbagai daerah mulai dari Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, hingga Kalimantan, menampilkan karya dengan tema yang otentik.

Dari Jepara sendiri, kita bisa melihat kemegahan sosok Ratu Shima, pemimpin Kerajaan Kalingga yang terkenal bijaksana, yang diperagakan dengan anggun oleh Indah Novita Wahyuning Tiyas. "Ratu Shima adalah sosok pertama yang memimpin kerajaan di Jepara. Beliau juga merupakan ratu yang sangat adil dan bijaksana," ujar Indah, yang mempersiapkan sendiri seluruh kostum hingga riasan.

Ada pula peserta yang mengisahkan sejarah Ratu Kalinyamat melalui kostum unik dari kulit jagung dan properti bambu, mengingatkan pada tradisi jembul tulakan yang melegenda. Tak hanya dari Jawa, kekayaan budaya Kalimantan pun turut meramaikan karnaval. Peserta dari Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, tampil memukau dengan kostum berkonsep buaya, hewan yang memiliki mitos kuat bagi masyarakat setempat.

Menurut Wakil Bupati Jepara, Muhammad Ibnu Hajar, Jepara Art Carnival ini diharapkan dapat menjadi wahana untuk memperkenalkan budaya dan pariwisata Jawa Tengah ke tingkat nasional bahkan internasional. "Semoga ke depan terus bisa dilaksanakan, sehingga budaya dan wisata kita bisa dikenal di tingkat nasional maupun internasional," harapnya.

Karnaval ini membuktikan bahwa semangat melestarikan budaya tidak mengenal usia. Selain peserta dewasa, anak-anak pun turut andil, seperti Aleysia Dera Setiyawan, bocah kelas 2 SD yang bersemangat mengenakan kostum putri cantik sambil membawa senjata panah. "Saya senang ikut acara ini. Untuk persiapannya saya latihan sama guru," jelasnya polos.

Menjelang senja, Jepara Art Carnival 2025 berakhir, namun meninggalkan kesan mendalam. Acara ini bukan hanya parade busana, melainkan perayaan di mana seni, budaya, dan sejarah bersatu dalam harmoni penuh warna, mengajak kita merenungi dan mencintai kekayaan Nusantara.(TJ)