Pemkot Semarang Kembangkan Peta Risiko Kesehatan

Rapat Kerja Kesehatan Kota Semarang.
Sumber :
  • Dok

Dalam kesempatan itu juga diberikan apresiasi melalui kegiatan GEMILANG kepada organisasi profesi yang berperan penting dalam upaya menekan angka kematian ibu dan bayi, yakni Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), serta Tim AMPSR (Audit Maternal Perinatal Surveilans dan Respon).

“Kolaborasi dengan tenaga medis dan organisasi profesi ini terbukti memberi dampak nyata bagi warga. Kami berterima kasih atas kerja keras yang telah dilakukan,” tambah Budi.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Abdul Hakam, menekankan bahwa tantangan kesehatan seperti TBC, stunting, maupun kesehatan mental membutuhkan strategi komunikasi yang lebih kuat dan kolaborasi lintas sektor.

“Urusan kesehatan tidak bisa hanya diserahkan pada Dinas Kesehatan. Kita butuh keterlibatan semua pihak, dari camat, lurah, hingga kader di tingkat RW. Melalui forum ini, kita bisa saling berbagi strategi, memperkuat komunikasi, dan mempercepat replikasi program yang berhasil,” katanya.

Salah satu inovasi yang diperkuat adalah program Blokosuto dengan sembilan kelas tematik, mulai dari pencegahan penyakit menular, peningkatan imunisasi, hingga kesehatan mental dan perilaku hidup bersih.

Dengan langkah konkret ini, Pemkot Semarang optimistis akan mampu memperluas jangkauan layanan kesehatan, menekan angka kematian ibu dan bayi lebih rendah lagi, serta memastikan setiap warga memiliki akses terhadap layanan kesehatan yang berkualitas.