Nilai Investasi UMKM Capai Rp. 1,3 Triliun, Pemkab Semarang Permudah Perijinan

Kolaborasi Pemasaran UMKM Dibutuhkan Untuk Pertumbuhan Ekonomi
Sumber :

Semarang – Nilai investasi Kabupaten Semarang pada tahun 2023 menembus angka Rp. 3,17 triliun dimana sebanyak Rp 1,3 triliun berasal dari UMKM. Tingginya nilai investasi UMKM yang terus tumbuh membuat Pemkab Semarang mendorong kemudahan legalitas atau perijinan UMKM.


Kepala Kepala Dinas Penanam Modal dan Perizinan Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Semarang, Suratno, yang dijumpai usai diskusi dalam forum diskusi terbatas ( FGD) bertajuk "Menuju masa depan pemberdayaan berkelanjutan" digelar di kantor bisnis rintasian Serabut Nusa di Ungaran Kabupaten Semarang. Mengatakan, pertumbuhan UMKM yang pesat cukup membantu pertumbuhan invetastasi yang signifikan.

" Dengan nilai investasi per tahun mencapai Rp. 1 triliun, Ini kan berarti UMKM memiliki kekuatan yang luar biasa, dan jika didorong dengan maksimal bisa lebih berdaya," terangnya saat dihubungi pada Kamis(11/1/2024).

Diskusi yang diinisiasi Serabut Nusa, Circularva, dan Coca-Cola Europacific Partner (CCEP) itu bertujuan menggali lebih dalam kendala, hambatan, dan tantangan pemberdayaan sosial dalam konteks UMKM dan ekomomi sirkular seluruh peserta.

Ditambahkan Suratno, sejak 2023 lalu pihaknya sudah jemput bola untuk perizinan UMKM yang saat ini masih di kisaran 800-an. Masih ada ribuan UMKM yang masih kesulitan mengurus legalitas sehingga DPMPTSP melakukan pendampingan.

" Misal untuk mengurus sertifikasi halal, higienisnya dan juga packaging, sehingga bisa sesuai spesifikasi. Tentu bisa mendongkrak ekonomi para UMKM,"tambahnya.

Pandangan yang sama juga dikatakan oleh Dimas Herdy Utomo, founder and CEO Serabut Nusa, yang manjadi salah satu  platform digital bagi pemasaran produk UMKM.

" Disini kita hadir untuk bersama sama pelaku UMKM agar bisa lebih maju dan berkembang. Di Serabut Nusa, produk daru UMKM kita beli untuk dipasarkan. Jadi UMKM tidak merugi karena produknya sudah kita beli," jelasnya.

Kerjasama UMKM dengan berbagai pihak sangat dibutuhkan untuk perkembangan UMKM. Highlight impact summary tersebut menggaris bawahi kolaborasi dengan CCEP Indonesia yang dari tahun ke tahun bertumbuh baik dari sisi kuantitas maupun kualitas hasil pemberdayaan bersama sama dilakukan.

" Impact summary report adalah laporan pemaparan berupa angka-angka yang berhasil dicapai selama tahun berjalan dengan kolaborasi berbagai pihak baik swasta maupun kedinasan," tambah Dimas.

Sementara itu pelaku UMKM Suryanto, warga Dusun Lorog Desa Lerep, Kecamatan Ungaran Barat penjual olahan singkong mengatakan pemasaran menjadi masalah utama. Sehingga bantuan promosi dari Pemerintah Kabupaten Semarang hingga para swasta tentu dibutuhkan.

"Produk saya gethuk, risol gethuk, tape singkong, dan gemblong cotot. Saya  dulu kena PHK di tempat fotocopy. Sehingga memilih membuka usaha aja. Keuntungannya juga lumayan. Tetapi tetap pemasaran itu menjadi kesulitan tersendiri,"timpalnya.

Ia juga mengatakan saat ini memanfaatkan e-commerce untuk berjualan, meskipun produk singkongnya juga masih dipasarkan secara konvensional.