Banjir di Semarang Karena Pompa Tak Berfungsi Optimal, BBWS Minta Maaf

Banjir di Pantura depan RSI Sultan Agung Semarang.
Sumber :

Viva Semarang – Banjir yang melanda Kota Semarang dalam seminggu ini masih belum surut. Genangan banjir masih menggenang cukup tinggi terutama di Jalan Kaligawe dan kawasan Genuk.

Salah satu penyebab lamanya genangan banjir surut adalah tidak optimalnya fungsi pompa.

 

Hal itu diakui oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juwana yang bertanggungjawab dalam pengoperasian pompa-pompa tersebut.

 

"Kami mohon maaf kepada masyarakat yang terdampak genangan. Kami akui bahwa hampir semuanya terjadi akibat pompa Tenggang dan Sringin tidak berfungsi secara optimal," kata Kepala BBWS Pemali Juana, Fikri Abdurrohman saat rapat khusus penanganan genangan yang digelar Pemkot Semarang bersama BBWS, Jumat (7/2/25).

 

Salah satu kendala utama dalam penanganan genangan di kota Semarang adalah keterbatasan operasional beberapa rumah pompa utama yang berperan vital dalam mengalirkan air ke sungai dan laut. 

 

Kondisi terkini rumah pompa di wilayah terdampak, antara lain adalah rumah pompa Tenggang di mana dari lima unit pompa yang tersedia, hanya tiga yang beroperasi. Sementara dua unit lainnya masih dalam perbaikan oleh vendor. Salah satu penyebabnya adalah tumpukan sampah dan enceng gondok yang menghambat aliran air serta mengurangi efektivitas pompa.

 

Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengungkapkan, selain Rumah Pompa Tenggang, ada juga Rumah Pompa Sringin yang masih berfungsi, tetapi genangan tetap terjadi di Trimulyo dan sekitar Rumah Sakit Islam Sultan Agung.

 

"Hal ini diperkirakan akibat adanya sumbatan di saluran air menuju rumah pompa," terang wali kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu.

 

Untuk mempercepat penanganan dan mengurangi dampak genangan, Pemkot Semarang telah menerapkan langkah-langkah antara lain dengan menambahkan mobile pump di beberapa titik seperti Rumah Pompa Tenggang sebanyak 1 unit pompa milik BPBD, di belakang Terminal Terboyo sebanyak 1 unit pompa milik DPU, kemudian Kudu sebanyak 1 pompa milik BPBD, Gebanganom sebanyak 2 unit pompa dari DPU.

 

Selanjutnya, di wilayah Padi Raya sejumlah 1 mobile pump milik DPU, di Muktiharjo Kidul sejumlah 1 unit mobile pump milik DPU serta penambahan pompa portable sebanyak 6 pompa di sepanjang Kaligawe Raya.

 

Pembuatan tanggul darurat menggunakan sandbag juga dilakukan guna menutup jebolan Kali Plumbon. Pemasangan sandbag di Jalan Kaligawe Raya pun dilakukan guna menahan limpasan Kali Tenggang.(EF)