Lembah Bismo, Keindahan Tersembunyi di Balik Dataran Tinggi Dieng

Lembah Bismo, Dieng Wonosobo.
Sumber :
  • TJ Sutrisno

Liputan Perjalanan

Oleh: Teguh Joko Sutrisno

 

Viva Semarang, Wisata Gunung Bismo adalah gunung yang ada di dataran tinggi Dieng Jawa Tengah, berderet bersama Gunung lainnya seperti Prau, Pakuwojo, dan Gunung Butak. 

Memang dari semua gunung itu, Prau adalah gunung yang paling populer karena menjadi favorit para pendaki. Tapi Gunung Bismo juga punya tempat di hati para rider yang gemar touring. Spot paling keren ada di sisi timur gunung. Namanya Bismo View atau Lembah Bismo yang diapit dua bukit yang menjulang.

Saya sempat menjelajah ke sini beberapa waktu lalu, dan menemukan sensasi yang luar biasa.

Menuju ke sini jalurnya berbeda dengan jalur ke Dieng meski masih dalam satu kawasan pegunungan. Dari Wonosobo, ambil jalur menuju arah Dieng. Sebelum Pasar Garung, ada jalan ke kiri. Jalan ini mengarah ke Telaga Menjer dan Kebun Teh Panama.

Kalau ingin ke Lembah Bismo, ambil jalan ini. Nanti sebelum Telaga Menjer, ada jalan ke kiri lagi. Ambil rute ini menuju Lembah Bismo.

Jalannya cukup bagus dan beraspal, meski tidak begitu lebar. Cocok dengan tipikal medan para tour rider. Perjalanan melewati beberapa desa khas masyarakat Dieng, pemukiman di perbukitan dengan masjid jadi bangunan paling menonjol. Sekelilingnya berupa ladang pertanian dengan komoditas utama kentang. 

Singgah sebentar di tepi ladang bisa jadi intermezo yang mengasyikkan. Sambil lihat para petani yang menyiram tanaman dengan selang yang berputar otomatis.

Lepas dari desa, medannya mulai menanjak dan berkelok. Sangat menantang bagi rider motor CC besar. Tapi skuter tetap bisa kok melahapnya meski agak berat. Dan rombongan skuter memang paling banyak terlihat melintas di jalur ini.

Setengah perjalanan pemandangan semakin bikin penasaran saja. Kabut makin sering turun. Kadang menutup pandangan. Kalau sudah begini, jalan pelan saja atau berhenti sambil menikmati suasana.

Bukit-bukit yang sudah berubah jadi ladang kentang makin banyak terlihat. Entah bagaimana caranya dulu masyarakat membuka lahan, hingga sampai puncak bukit pun dibabat dan diganti komoditas pertanian. Tapi itulah mata pencaharian utama warga di Dieng. Tanahnya sudah sangat subur. Ibaratnya, lempar biji akan tumbuh sendiri.

Satu jam perjalanan diselingi istirahat, kini tiba di lembah Bismo. Wow, benar-benar luar biasa. Gunung Bismo berada di sisi barat dengan rekahan lebar. Diantara jurang rekahan itu berdiri dua bukit yang mengerucut. Dan ketika kabut mengisi sela-selanya, ini benar-benar pemandangan yang indah luar biasa.

Ada jalan setapak panjang diagonal di bentangan ladang. Ujungnya tersambung dengan Gunung Bismo. Petani memakainya untuk jalan ke tengah ladang, ke hutan mencari ranting untuk kayu bakar, atau memotong rumput buat pakan ternak.

Paling asyik itu jalan ke sisi timur, menaiki area yang lebih tinggi dan memandangi panorama dari sini. Kalau mau juga, parkirkan kendaraan di rumah penduduk atau basecamp lalu naik ke puncak Gunung Bismo. Tapi butuh waktu beberapa jam pulang pergi jalan kaki.

Dari sini bisa pilih. Mau lanjut ke Dieng lewat jalur ini via Curug Sikarim, atau putar balik ke Pasar Garung baru lanjut naik ke Dieng lewat jalur utama. 

Tapi disarankan putar balik lagi leat Pasar Garung. Karena jalur via Sikarim sangat curam.

Oke, selamat berwisata. (TJ)