Jalan-Jalan Wisata ke Candi Ngempon Semarang, Keindahannya Mirip Candi Dieng
- TJ Sutrisno
Viva Semarang – Candi Ngempon berada di Desa Ngempon Kecamatan Klepu, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Jaraknya sekitar 30 kilometer arah selatan Kota Semarang. Meski dekat pemukiman penduduk, tapi letaknya agak tersembunyi, berada di sebuah lembah yang dikelilingi pepohonan dan dibatasi sungai.
Bentuk dan tampilan Candi Ngempon mirip dengan Candi Dieng Wonosobo dan Candi Gedong Songo Semarang. Karena candi-candi itu merupakan Candi Hindu yang dibangun di era yang hampir sama.
Meski berada di Klepu, akses ke Candi Ngempon justru lebih mudah dijangkau dari Kecamatan Bawen. Sebab kalau dari desa Ngempon Klepu, kendaraan harus parkir di kampung lalu dilanjutkan jalan kaki cukup jauh melewati jalan setapak di tengah kebun desa.
Kalau lewat Bawen, aksesnya lewat jalan di sebelah Pasar Harjosari menuju lokasi sekitar 3 kilometer. Mobil dan kendaraan roda dua bisa langsung parkir di area wisata Pemandian Air Panas Derekan. Dari sini jalan kaki sebentar saja menyeberangi jembatan dan sampai di Candi Ngempon.
Menurut petugas juru pelihara yang merawat Candi Ngempon, Paryanto (40), nama Candi Ngempon itu berasal dari kata empu. Jadi di sini menjadi tempat mereka yang berproses untuk menjadi empu.
"Jadi pada jaman kerajaan banyak orang yang ngempu atau ngempon, yaitu berproses untuk menjadi empu. Mereka dari para kasta brahmana dididik di bidang olah kanuragan, sastra budaya maupun kerohanian. Itulah mengapa, kawasan candi ini disebut Candi Ngempon," jelasnya.
Kompleks Candi Ngempon berada di sebuah lahan yang luasnya sekitar 1.000 meter persegi milik Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah. Di sekitarnya berupa persawahan dan ladang.
Saat ditemukan pun, yaitu pada tahun 1952, karena ada seorang petani yang ingin mengolah lahan menjadi sawah. Tapi saat mencangkul ia malah menemukan reruntuhan batu yang tertimbun tanah.
"Waktu itu cerita orang tua sini, ya ada petani yang saat mencangkul menemukan batu-batuan. Lalu ia melaporkan ke desa. Beberapa tahun kemudian, Dinas Purbakala secara bertahap merekonstruksi candi, sehingga pada saat ini ada 4 candi yang berhasil dipugar secara utuh. Sedangkan 5 lainnya masih berupa reruntuhan batu," kata Paryanto.
Paryanto adalah penerus bapaknya. Ia ditugasi oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Jateng untuk menjaga dan merawat kompleks candi.
"Ini Candi Hindu. Kalau dilihat bentuk dan penataannya dan hasil penelitian ahli purbakala, Candi Ngempon diperkirakan sejaman dengan Candi Gedong Songo. Alamnya juga hampir sama, yaitu dekat dengan sumber air panas belerang," kata Paryanto.
Ia menambahkan, kompleks Candi Ngempon merupakan satu kesatuan dengan sumber air panas atau Pentirtaan Derekan di seberang sungai. Kemungkinan, sumber air panas itu dulu tempat istirahat atau transit para empu sebelum memasuki kompleks candi.
Dari catatan yang terpampang di dekat pintu pagar pembatas, tertulis ada 6 candi yang ada di kompleks ini. 1 candi induk menghadap ke arah timur yang didampingi 2 candi perwara kecil di kanan kiri yang menghadap ke arah yang sama. Sedang 3 candi lainnya adalah candi perwara yang menghadap ke arah candi induk atau ke barat.
Sayangnya, 2 candi perwara di sebelah kanan candi induk saat ini dalam bentuk reruntuhan dan belum bisa direkonstruksi. Kondisi yang sama juga tampak pada beberapa bangunan batu lainnya yang tersebar. Candi Ngempon ini bisa dikunjungi sebagai tempat wisata, meskipun tidak ada tiket masuk alias gratis.
"Sore ya, kalau sore ke sini hawanya nyaman, tidak panas dan anginnya semilir. Meski ukuran candinya lebih kecil dibanding Gedong Songo, tapi tertata bagus dan enak dilihat. Ada halaman rumputnya juga buat duduk lesehan," kata Devi, wisatawan dari Semarang.
Yang perlu diingat, pengunjung harus mematuhi aturan, menjaga kebersihan, tidak mencorat-coret, serta menjaga sopan santun.(TJ)