Rasanya Mak Nyus, Ini Dia Kuliner Sate Buntel Khas Semarang

Kuliner sate buntel khas Semarang.
Sumber :
  • TJ Sutrisno

Viva Semarang, Kuliner – Namanya cukup unik, yaitu sate buntel. Bagaimana nggak unik kalau sate itu biasanya identik dengan tusuk bambu, tapi ini malah dibuntel alias dibungkus.

Tapi jangan salah, meski dibuntel tapi sate ini tetap pakai tusuk bambu kok. Nah, bagi anda yang penasaran apa itu sate buntel, mari kita intip seperti apa sih kuliner semarang yang ternyata sudah ditetapkan sebagai warisan budaya oleh Pemerintah RI tersebut.

Di Kota Semarang, kuliner khas sate buntel paling mudah didapat adalah di kawasan Kota Lama. Tepatnya di warung sate kambing 29 depan Gereja Blenduk.

Sate buntel artinya sate yang dagingnya dibuntel atau dibungkus pakai lembaran lemak kambing. Kalau sate biasa dagingnya dipotong kecil-kecil lalu ditusuk bambu, kalau sate buntel, dagingnya dicincang sampai halus. Lalu dibumbui dan dicampur jadi adonan daging dan dibungkus dengan lembaran lemak kambing. 

"Setelah jadi bentuk gilig, lalu ditusuk pakai sumpit bambu," kata salah satu karyawan warung sate kambing di kawasan Kota Lama Semarang tersebut.

Setelah jadi bahan sate buntel, lalu dipanggang pakai bara arang dan diselang-seling mencelupnya dalam bumbu cair. Sate buntel dipanggang sampai berubah warna. Lalu setelah setengah matang, bagian lemaknya diiris melintang sehingga adonan dalamnya terlihat merekah. Dicelup bumbu lagi, dan dipanggang hingga matang.

Sate buntel dihidangkan di piring bersama cabe, bawang merah, jeruk nipis, tomat, merica, dan kecap manis.

Kalau mau mencoba dahsyatnya citarasa kuliner warisan budaya ini, bisa mampir di warung sate depan Gereja Blenduk kawasan Kota Lama Semarang. Harganya Rp 95.000 per porsi isi 2 sate buntel.

Kalau di Solo, ada beberapa warung sate yang punya menu sate buntel. Salah satunya warung sate Hj. Bejo di kawasan Kedung Lumbu, yang menjadi langganan Presiden Jokowi.(TJ)