PSIS dan Persis Solo Langsung Bertemu di Awal Liga 1, Suporter Boleh Nonton, Tapi Ada Syarat Ini

Suporter Persis Solo di Stadion Manahan.
Sumber :
  • IG pasoepatinet

Viva Semarang, Sepak Bola – Derby Jawa Tengah langsung tersaji di awal kompetisi Liga 1 2024/2025 antara PSIS Semarang dengan Persis Solo

Stadion Jatidiri Bawa Berkah Bagi PSIS, Menang Lawan Tim Papan Atas

Duel klasik ini akan dimainkan di Stadion Manahan Solo pada laga kedua masing-masing tim tersebut. 

Perseteruan PSIS dan Persis Solo kerap memicu keributan antara suporter pendukung. Bahkan kericuhan tak hanya terjadi di area stadion, tapi juga merembet sampai ke jalan yang biasa dilalui oleh suporter tim tamu. 

Jalan Tol Klaten - Prambanan Akan Dibuka Fungsional Pada Libur Nataru 2024

Seperti kejadian pada Juni 2022 saat suporter PSIS Semarang dalam perjalanan pulang setelah menonton laga Persis melawan PSIS di Stadion Manahan Solo. Tiba-tiba mereka dihadang di perbatasan Boyolali oleh suporter liar dan dilempari batu. 

Sementara saat laga di Semarang yang digelar tanpa penonton, suporter PSIS tetap nekat datang dan memaksa masuk Stadion. Polisi pun terpaksa menembakkan gas pemedih mata untuk membubarkan massa yang melempari batu. 

5 Wisata Terkenal yang Bisa Dijangkau Kereta Api Listrik dari Solo

Lalu bagimana dengan laga Persis vs PSIS di Stadion Manahan pada Liga 1 musim 2024/2025 ini?

Sesuai aturan, maka laga tersebut bisa ditonton langsung oleh suporter. Tapi syaratnya, yang boleh masuk stadion untuk menonton langsung adalah suporter tuan rumah. Sedangkan suporter tamu dilarang

Ini berlaku pada seluruh pertandingan, bukan hanya Persis lawan PSIS. 

Ketua Umum PSSI Erick Thohir beberapa waktu lalu telah menyatakan hal tersebut. Menurut Erick, sampai saat ini kompetisi di Indonesia masih dipantau oleh FIFA pasca kerusuhan sepak bola yang terjadi di Kanjuruhan Malang. 

FIFA juga belum bersurat ke PSSI soal perkembangan Tansformasi Sepak Bola Indonesia. Maka PSSI masih menunggu peninjauan dari FIFA.

Erick melihat sejumlah laga di Indonesia di berbagai level masih terjadi keributan. kalau FIFA tiba-tiba melihat ini dan dikaitkan lagi dengan kerusuhan-kerusuhan sebelumnya, bisa saja FIFA mengambil keputusan menyetop lagi. 

"Daripada memaksa datang ke stadion lawan, lebih semua pihak inntrospeksi," kata Erick.