BI Jawa Tengah Gelar Central Java Fish Market Untuk Kendalikan Inflasi
- TJ Sutrisno
Viva Semarang – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah bersama Pemprov Jawa Tengah menyelenggarakan Gerakan Pengendalian Inflasi melalui Central Java Fish Market di Halaman Kantor Gubernur Jawa Tengah, Selasa, 11 November 2025.
Agenda ini menegaskan ikan sebagai sumber protein hewani berkualitas yang relatif stabil dari sisi harga dan pasokan, sehingga layak diarusutamakan sebagai substitusi komoditas protein unggas yang kerap memberi andil inflasi.
Gerakan ini sekaligus ditujukan untuk memperkuat ketahanan pangan, mendorong perbaikan gizi, dan meningkatkan kesejahteraan nelayan.
Sekda Provinsi Jawa Tengah, Sumarno, menegaskan komitmen Pemprov Jawa Tengah untuk mempercepat transformasi pangan ke arah konsumsi protein yang lebih beragam dan terjangkau melalui penguatan ekosistem kelautan dan perikanan.
BI Jateng gelar Central Java Fish Market Untuk Kendalikan inflasi.
- TJ Sutrisno
Ia menyoroti kapasitas sektor ini sebagai pengungkit ekonomi daerah karena pada triwulan III-2025 pangsa sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan tercatat 12,88%.
"Potensi ini didukung dengan data ekspor terkini yang menunjukan bahwa volume ekspor produk kelautan dan perikanan Jawa Tengah pada tahun 2024 mencapai 83,15 juta ton dengan nilai sebesar Rp5,76 triliun," jelasnya.
Sementara itu, Kepala KPw BI Jawa Tengah, Rahmat Dwisaputra, menekankan relevansi gerakan diversifikasi pangan terhadap stabilitas harga.
Secara tahunan (yoy), inflasi telur ayam mencapai 14,17%, daging ayam 6,24%, dan ikan 2,23%. Sementara secara tahun berjalan (ytd), kenaikan harga daging ayam tercatat 5,38%, telur ayam 2,55%, dan ikan hanya 0,57%.
"Kondisi ini menunjukkan tekanan harga pada komoditas unggas jauh lebih tinggi dibandingkan ikan, baik secara tahunan maupun sepanjang tahun berjalan, sehingga stabilitas harga ikan yang relatif terjaga mempertegas potensinya sebagai komoditas substitusi pangan strategis untuk menjaga daya beli sekaligus mendukung pengendalian inflasi pangan daerah," kata Rahmat.
Sebagai wujud dukungan hulu-hilir swasembada garam, secara simbolis KPw BI Jawa Tengah menyerahkan bantuan sarana dan prasarana berupa geomembran untuk produksi garam serta fasilitasi Sertifikat BNSP (bidang KP3K) kepada kelompok tani garam di 4 kabupaten Jawa Tengah (Demak, Rembang, Jepara, Pati) untuk meningkatkan efisiensi produksi dan kompetensi petani garam.
Saat ini, KPw BI Jawa Tengah juga terus mengupayakan diversifikasi pada komoditas strategis lain dengan mendorong konsumsi mocaf dan sorgum sebagai alternatif pengganti beras, produk olahan cabai (a.l. cabai kering) sebagai alternatif konsumsi cabai segar, serta produk olahan bawang merah (a.l pasta bawang) sebagai alternatif konsumsi bawang merah segar.