Tekan Pemborosan Makanan, Agustina Wali kota Semarang Kukuhkan Srikandi Pangan

Agustina, Wali Kota Semarang kukuhkan Srikandi Pangan.
Sumber :
  • Dok

Viva Semarang – Pemerintah Kota atau Pemkot Semarang resmi meluncurkan Srikandi Pangan, sebuah program yang bertujuan menjadikan perempuan sebagai agen perubahan dalam berbagai aspek ketahanan pangan. Peluncuran program ini diharapkan bisa menjadi upaya masif dan menyeluruh untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait stop boros pangan dan penerapan pola konsumsi yang Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA).

Pemkot Semarang Usulkan Seluruh Pegawai Non ASN Jadi PPPK Paruh Waktu

“Srikandi pangan terlahir dari kebutuhan kita semua, untuk menjawab tantangan nyata di bidang ketahanan pangan. Stop pemborosan makanan, stop menyia-nyiakan makanan," ujar Agustina, Wali kota Semarang, pada Selasa (19/8) di Aula Balaikota Semarang.

Program Srikandi Pangan merupakan respon terhadap tantangan nyata di bidang ketahanan pangan, di mana sampah pangan di Kota Semarang mencapai 262.056,7 ton per tahun atau setara dengan Rp 2,42 triliun. Wali kota juga menyoroti bahaya kesehatan terkait pola makan yang tidak terkendali.

Pemkot Semarang Gandeng Kejaksaan Negeri  Kawal dan Awasi Bantuan Operasional RT

"Ini tuh ngeri loh, kalau obesitas berarti turunannya nomor 1 gula, nomor 2 hipertensi, nomor 3 kolesterol," kata Agustina.

Struktur organisasi Srikandi Pangan melibatkan berbagai tingkat, mulai dari kota hingga Rukun Tetangga (RT). Para Srikandi Pangan mengemban peran pokok yang dibagi menjadi empat Kelompok kerja (Pokja) yaitu Pokja Ketersediaan Pangan, Pokja Distribusi Pangan, Pokja Penganekaragaman Pangan, dan Pokja Keamanan Pangan.

HUT ke-80 RI Meriah dan Istimewa, Pemkot Semarang Hadirkan Pengawal Bung Karno

“Ini semakin banyak orang yang bergerak, berarti semakin banyak food waste yang akan ditampung dan mungkin didistribusi (dimanfaatkan),” lanjutnya.

Pada kesempatan yang sama, Agustina mengapresiasi hadirnya Buku Kamus Masakan Kota Semarang sebagai bagian dari upaya mendokumentasikan dan melestarikan kekayaan kuliner lokal. Buku ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi para Srikandi Pangan untuk mengenal dan menghargai bahan-bahan lokal lain selain beras.

Halaman Selanjutnya
img_title