Menelusuri Jejak Kejayaan Kereta Api yang Terlupakan di Kudus
- KAI
"Banyak generasi muda maupun warga Kudus sendiri yang belum mengetahui bahwa daerah ini dulu memiliki jaringan kereta api trem yang cukup maju dan bahkan memiliki stasiun besar yang menjadi denyut transportasi dan perekonomian wilayah ini. Melalui kegiatan ini, kami ingin membuka kembali ingatan sejarah itu agar tidak hilang ditelan zaman," ungkap Franoto.
Kudus, Bagian Sejarah Perkeretaapian Jawa
Sejarah perkeretaapian di Kudus erat kaitannya dengan perusahaan trem swasta Samarang-Joana Stoomtram Maatschappij (SJS) yang membangun jaringan trem sejak akhir abad ke-19. Jalur pertama terbentang dari Semarang menuju Joana, melintasi Demak, Kudus, dan Pati, dengan panjang total 87,2 kilometer.
Stasiun Kudus diresmikan bersamaan dengan pembukaan lintas Demak-Kudus pada 15 Maret 1884. Menariknya, stasiun pertama di Kudus, yang dikenal sebagai Stasiun Kliwon, dibangun dari kayu sederhana dan berlokasi strategis dekat Alun-Alun serta Pabrik Gula Rendeng. Hal ini menunjukkan visi SJS untuk menghubungkan pusat produksi gula dengan pelabuhan ekspor. Seiring perkembangan kota, jalur trem dan stasiun dipindahkan ke Wergu pada tahun 1919.
Di sana, sebuah bangunan stasiun baru yang lebih megah didirikan, lengkap dengan kanopi besi berhias kaca berwarna, menjadikannya salah satu stasiun paling modern di masanya.
Namun, masa kejayaan itu perlahan memudar. Aktivitas perkeretaapian di Kudus menurun hingga akhirnya stasiun berhenti beroperasi pada tahun 1980-an.
Ketua IRPS Korwil Semarang, Bachtiar Yosanto, menegaskan bahwa kegiatan ini juga bertujuan memperkenalkan kepada masyarakat bahwa Kudus pernah menjadi bagian penting dalam sejarah transportasi kereta api di Jawa Tengah.