Musim Indah di Dieng, Bulan Agustus Ada Dieng Culture Festival 2025

Candi Arjuna Dieng, salah satu keindahan Banjarnegara.
Sumber :
  • TJ Sutrisno

Viva Semarang – Dieng, dataran tinggi menakjubkan di Jawa Tengah, selalu menawarkan pesona tersendiri. Namun, jika Anda mencari waktu terbaik untuk menjelajahi keindahan alamnya dan merasakan denyut budayanya, Agustus adalah bulan yang sangat direkomendasikan. Pada bulan ini, Dieng memanjakan pengunjung dengan cuaca cerah yang cenderung stabil, langit biru yang menawan, dan kesempatan untuk menyaksikan salah satu festival budaya paling ikonik di Indonesia: Dieng Culture Festival (DCF) 2025.

Daop 4 Semarang Catat 21 Ribu Wisatawan Asing Gunakan Kereta Api Selama Semester I 2025

Pesona Musim Kemarau di Dieng

Keindahan wisata di bulan Agustus ditandai dengan pesona puncak musim kemarau di Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah. Ini berarti Anda bisa menikmati pengalaman wisata yang lebih optimal. Udara dingin yang menusuk tulang di pagi hari justru menjadi daya tarik tersendiri, terutama saat Anda menyaksikan golden sunrise yang memukau dari Sikunir. Kabut tipis yang menyelimuti lembah perlahan sirna, menampilkan panorama pegunungan yang hijau dengan latar belakang langit jingga keemasan.

Wisata Hemat Rp 10 Ribu Naik Kedungsepur Semarang-Purwodadi PP, Ini Jadwalnya

Selain itu, musim kemarau juga mengurangi risiko hujan, memungkinkan Anda untuk menjelajahi berbagai destinasi dengan lebih leluasa. Trekking menuju Kawah Sikidang, menyusuri kompleks Candi Arjuna yang megah, atau menikmati ketenangan Telaga Warna akan terasa lebih nyaman dan menyenangkan. Jangan lupa untuk membawa pakaian hangat, syal, topi, dan sarung tangan, karena suhu bisa turun drastis, terutama di malam hari dan dini hari.

Dieng Culture Festival 2025: Perayaan Budaya dan Alam

Mendaki Gunung Muria Bagi Pemula: Ini Alasan Mengapa Pilih Jalur Rahtawu

Puncak dari keistimewaan bulan Agustus di Dieng adalah Dieng Culture Festival (DCF) 2025 yang akan diselenggarakan pada tanggal 23-25 Agustus 2025. Festival tahunan ini merupakan perpaduan harmonis antara tradisi, seni, dan keindahan alam, menarik ribuan wisatawan dari berbagai penjuru.

Salah satu daya tarik utama DCF adalah ritual Ruwat Rambut Gimbal, sebuah upacara adat pencukuran rambut gimbal pada anak-anak pilihan yang diyakini sebagai titisan dewa. Prosesi ini sarat makna dan sangat sakral, menjadi kesempatan langka untuk menyaksikan kekayaan budaya lokal.

Halaman Selanjutnya
img_title