3 Paslon Walikota Salatiga Adu Visi Misi Dalam Debat Cawalkot Salatiga
Salatiga – Tiga pasangan calon (Paslon) Walikota dan Wakil Walikota Salatiga mengikuti debat Pilkada 2024 yang digelar oleh KPU Salatiga di Hotel Laras Asri, Kota Salatiga pada Selasa (29/10/2024) malam. Ketiga pasangan calon (paslon) memaparkan visi misinya dalam awal Debat Publik Pertama Paslon Walikota dan Calon Walikota Salatiga.
Paslon nomor urut 1, Robby Hernawan-Nina Agustin memiliki visi Bergerak, Enerjik, Dinamis, dan Adaptif atau disebut dengan 'BEDA'. Robby mengatakan, ingin mewujudkan sumber daya manusia unggul, kolaborasi investasi dan permodalan UMKM, tata kelola pemerintahan yang akuntabel dan responsif, pengelolaan lingkungan hidup, infrastruktur, serta pengentasan kemiskinan.
“ Kami mempunyai 11 program dengan program prioritas meliputi kesehatan, pendidikan, dan ekonomi,” terangnya.
Robby yang merupakan seorang dokter memiliki program berjuluk Sehati, yaitu Salatiga sehat terlindungi. Program tersebut meliputi zero stunting, ibu hamil bebas anemia dan kurang gizi.
“Penurunan penderita tuberkulosis di Kota Salatiga dan juga pemberdayaan posyandu lansia dan balita,” imbuhnya.
Untuk Paslon nomor urut 2, Juan Rama-Sri Wahyuni, memiliki visi misi Salatiga Emas berkelanjutan. Juan mengaku, program itu terintegrasi dengan program Presiden RI, Prabowo Subianto dan Wapres RI, Gibran Rakabuming. Tambahkan oleh Sri Wahyuni, Ia menyebutkan bahwa terdapat sejumlah program yang akan dijalankan jika terpilih.
Beberapa di antaranya meliputi pemerataan mutu pendidikan, pondok pesantren vokasi dan entrepreneur school, internet gratis, dan pembangunan fasilitas olahraga.
“Optimalisasi kegiatan kebudayaan, posko pengaduan kekerasan terhadap perempuan dan anak, difabel pasti bisa dan makan bareng, rembug bareng,” Ujar Sri Wahyuni.
Sementara itu, paslon nomor urut 3, Sinoeng N Rachmadi-Budi Santoso menyampaikan satu di antara visi mereka yang bertajuk Berkarakter, Berdaya Saing Global dan Berbasis Budaya.
Ada yang menarik dalam debat i ini dimana Pasangan nomor 3 tersebut dan para pendukungnya mengenakan pakaian khas daerah seperti lurik, blangkon dan lain sebagainya sebagai ciri khas dan jati diri namun tetap berdaya saing secara global.
“Lingkungan hidup juga masih menjadi persoalan, TPA Ngronggo tinggal dua tahun lagi. Jika tidak tertangani, maka Salatiga akan menjadi darurat sampah. Kami akan sanggup memberikan yang terbaik bagi Salatiga,” Ungkap Sinoeng.
Dalam debat publik pertama tersebut, KPU Kota Salatiga memberikan tema perbaikan tata kelola pemerintahan dan birokrasi menuju pelayanan publik yang berkualitas, inklusif, dan berkelanjutan.
Terdapat tiga sub tema dalam debat tersebut, yang pertama, tema pendidikan, kebudayaan dan olahraga. Kedua, kesehatan, perempuan dan anak serta ketiga, hukum, tata kelola pemerintahan dan reformasi birokrasi.
Komisioner KPU Kota Salatiga, Wahyu Budi Utomo mengatakan, terdapat panelis dari kalangan akademisi, profesional di bidangnya, serta tokoh masyarakat.
“Mereka sudah menyusun pertanyaan sehari sebelum dilaksanakan debat di ruang tersendiri,” kata dia.