Diserang Ribuan Tikus 59 Hektar Sawah Puso, Bupati Hingga Petani Buru Tikus
Viva Semarang – Serangan hama tikus yang melanda Kabupaten Semarang menjadi perhatian serius berbagai pihak termasuk Kementrian Pertanian, Dinas Pertanian Provinsi Jawa Tengah serta Pemkab Semarang. Hingga saat ini setidaknya 59 hektar lahan pertanian padi di Kecamatan Banyubiru, gagal panen karena serangan hama tikus yang menyerang pada awal masa tanam padi.
Kepala Dinas Pertanian dan perkebunan Provinsi Jawa Tengah Supriyanto mengatakan, akibat serangan hama tikus ini selain mengalami kerugian akibat gagal panen, para petani juga mengalami gangguan secara psikologis.
" Coba bayangkan para petani kita sudah berharap banyak dari hasil panen, namun tiba tiba habis dalam sekejap karena padinya dimakan tikus. Apa tidak 'Gelo' ( menyesal ) para petani kita ini. Jadi kita harus bersama sama bahu membahu mengendalikan hama tikus ini. Kami tau apa yang dirasakan oleh para petani. Sehingga ini menjadi sesuatu yang serius dan harus kita atasi bersama," ujarnya usai bersama petani melakukan gropyokan tikus di Desa Banyubiru, kecamatan Banyubiru, Kabuoaten Semarang.
Sementara itu Ngesti Nugraha Bupati Semarang mengatakan salah satu upaya untuk mengendalikan hama tikus ini adalah dengan cara menangkap tikus yang ada di sawah secara bersama sama atau gropyokan. Dan ini harus kita lakukan serentak agar tikus tidak berpindah tempat.
“Kita semua prihatin atas kejadian padi-padi diserang tikus, luasan sementara yang terserang total seluas 59 hektare.
Ini tentunya memengaruhi produksi beras, namun sampai akhir 2025 kita masih surplus beras di Kabupaten Semarang,” ujar Ngesti.
Ngesti juga mengatakan, salah satu upaya pengendalian hama tikus ini dengan menanam padi secara serentak untuk menekan angka gagal panen. Hal itu dinilai dapat menekan laju serangan hama tikus.
“Kalau tanamnya tidak bersamaan, di sini habis diserang, tikus pindah ke sawah lain dan habis juga,” imbuhnya.
Untuk mendukung para petani Ngesti menambahkan, pihaknya telah menyiapkan bantuan benih padi, pupuk, pestisida, rumah burung hantu, serta lahan sawah untuk ditanami padi oleh petani.
" Hal itu dalam upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan di Indonesia, terutama Kabupaten Semarang.
Berdasarkan data dari Dispertanikap Kabupaten Semarang hingga Minggu sore, jumlah tikus yang dimusnahkan di persawahan lima kecamatan tersebut total sebanyak 4.325 ekor," lanjutnya.
Sebagai informasi dalam kegiatan gropyokan tikus ini Pemerintah melibatkan total 2.049 orang meliputi unsur pemerintahan, TNI-Polri, petani dan lain-lain.
Turut hadir juga Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Kementerian Pertanian RI, Rachmat, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Jateng, Supriyanto, Bupati Semarang, Ngesti Nugraha, Dandim 0714/Salatiga, Letkol Inf Guvta Alugoro Koedoes, Kapolres Semarang, AKBP Ratna Quratul Ainy dan pejabat lainnya.