Jawa Tengah Bidik Pelabuhan Kelas Dunia: Dubes Singapura Beri Sinyal Dukungan
- Dok
Viva Semarang – Tekad Jawa Tengah untuk memiliki fasilitas pelabuhan yang terintegrasi dengan kawasan industri semakin nyata. Upaya serius ini disampaikan oleh Penjabat Gubernur Ahmad Luthfi saat menerima kunjungan Duta Besar Singapura untuk Indonesia, Kwok Fook Seng, di Kantor Gubernur pada Selasa, 1 Juli 2025. Pertemuan ini menjadi babak baru dalam upaya peningkatan mobilitas logistik dan daya saing investasi.
Gubernur Luthfi menjelaskan bahwa arus investasi yang terus mengalir deras ke Jawa Tengah menuntut adanya infrastruktur pelabuhan yang mumpuni. Oleh karena itu, fokus utama saat ini adalah pengembangan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.
"Jika berhasil dikembangkan, pelabuhan ini akan mampu menampung kapal kargo berukuran lebih besar, secara signifikan mengurangi waktu antrean dan meningkatkan efisiensi," ujarnya optimistis.
Tak hanya Tanjung Emas, Pemprov Jateng juga tengah merintis pembangunan pelabuhan yang terintegrasi langsung dengan kawasan industri. Sujarwanto Dwiatmoko, Asisten Ekonomi dan Pembangunan Provinsi Jateng, mengungkapkan bahwa beberapa kawasan industri strategis seperti Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) dan Kawasan Industri Kendal (KIK) sedang digodok konsep dry port-nya.
Dry port ini berfungsi memindahkan logistik barang dari daratan menggunakan kereta api menuju pelabuhan untuk kemudian diangkut kapal," jelas Sujarwanto, menambahkan bahwa konsep ini juga akan membantu mengurangi beban di wilayah pesisir utara yang rentan penurunan muka tanah.
Juliani Kusumaningrum, Direktur Eksekutif KIK, turut menyambut baik rencana ini. Menurutnya, keberadaan pelabuhan internasional yang terintegrasi akan menjadi tulang punggung bagi kebutuhan logistik. Ia membeberkan, KIK kini telah menampung 30 perusahaan dengan volume kontainer logistik mencapai 400 ribu TEUs per tahun, dan angka ini diprediksi akan terus melonjak seiring bertambahnya perusahaan yang beroperasi.
Duta Besar Singapura, Kwok Fook Seng, merespon positif langkah agresif Pemprov Jateng. Ia bahkan menyarankan agar konektivitas pelabuhan dengan industri tidak hanya terbatas pada Kendal dan Batang, melainkan merangkul seluruh wilayah Pantai Utara Jawa Tengah.