Taj Yasin: Laporkan! Jika Ada yang Beli Gabah Petani di Bawah Rp 6.500 per Kilogram

Petani tertawa bersama Tak Yasin karena harga gabah bagus.
Sumber :
  • Dok

Viva Semarang – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dengan tegas meminta masyarakat melaporkan setiap pembelian gabah di bawah harga Rp 6.500 per kilogram. Seruan ini disampaikan langsung oleh Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, saat menghadiri syukuran panen di Dusun Jati, Desa Sumber, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora, pada Jumat, 4 Juli 2025.

Warga Blora menyambut gembira kabar harga gabah yang mencapai Rp 6.500 per kilogram pada musim panen kali ini. Harga ini jauh lebih stabil dibanding tahun sebelumnya, memberikan kelegaan bagi para petani. Wakil Gubernur Taj Yasin menegaskan, jika ada pihak yang membeli gabah di bawah harga tersebut, masyarakat diminta segera melapor. Laporan bisa disampaikan minimal kepada kepala desa setempat.

"Alhamdulillah hasil panen baik. Semua kompak mengatakan, harga jual gabah Rp6.500," ujar Taj Yasin.

Taj Yasin menekankan, musim kemarau basah kali ini justru menjadi berkah bagi petani Blora. Meski tidak bisa menanam palawija atau tembakau, petani masih bisa menanam padi hingga tiga kali setahun.

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga berkomitmen memastikan distribusi pupuk mudah didapat dan tepat sasaran bagi petani. Selain itu, Taj Yasin menawarkan solusi inovatif berupa penyaluran sistem energi berbasis air matahari (sibel) panel surya untuk menghemat biaya pengairan. Selama ini, petani setempat mengandalkan pompa listrik untuk menyedot air tanah.

Dalam kesempatan yang sama, Taj Yasin mengajak masyarakat untuk menanam dan merawat pohon-pohon besar seperti jati dan mangga. Pohon-pohon ini memiliki manfaat penting sebagai penyimpan air, tidak hanya memberikan keuntungan ekonomi tetapi juga berperan dalam mengikat air saat intensitas hujan tinggi, sehingga mengurangi ancaman bencana alam seperti banjir.

Di sisi lain, petani setempat seperti Udik Sugito (50) dan Syahid (40) menyampaikan tantangan yang dihadapi. Serangan hama tikus dan wereng masih menjadi masalah serius, yang saat ini diatasi dengan pemanfaatan burung hantu melalui rumah burung hantu (rubuha). Petani juga berharap ketersediaan jenis pupuk pada setiap musim tanam dapat terjamin, terutama di musim kemarau basah ini di mana semua petani serentak menanam padi.

Selain itu, masyarakat juga mengharapkan intervensi dari Pemerintah Provinsi Jateng untuk perbaikan akses jalan-jalan desa, mengingat wilayah Kradenan berbatasan langsung dengan Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.(TJ)