Hasil Survei Pilkada Kota Semarang Versi Aksara: Agustina-Iswar Vs Yoyok-Joss Selisih 9,3 Persen
- TJ Sutrisno
Viva Semarang – Lembaga survei Aksara Research and Consultan merilis hasil survei menjelang pemungutan suara Pilkada Kota Semarang atau Pilwalkot 2024.
Survei dilakukan Aksara pada tanggal 17-21 November 2024. Populasi survei ini adalah seluruh warga yang berada di Kota Semarang yang sudah punya hak pilih, yakni yang berusia 17 tahun atau sudah pernah menikah. Total sample sebanyak 400 responden, yang terdistribusi secara proporsional di 16 kecamatan dengan toleransi kesalahan (margin of error) kurang lebih 4,78 persen. Hasil survei diumumkan pada Sabtu 23 November 2024.
Survei dilakukan untuk mengukur elektabilitas dua pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Semarang 2024. Yaitu paslon nomor urut 01 Agustina Wilujeng-Iswar Aminuddin, dan paslon nomor urut 02 Yoyok Sukawi-Joko Santoso atau Joss
Pada survei yang untuk ketiga kalinya dilakukan jelang Pilkada, Aksara menemukan elektabilitas dengan simulasi surat suara, bahwa Agustina-Iswar mengungguli Yoyok-Joss dengan 47,5 persen berbanding 38,2 persen, atau selisih 9,3 persen.
"Jadi pada simulasi surat suara Paslon Agustin - Iswar unggul dengan dukungan 47,5 persen, sementara Paslon Yoyok - Joko 38,2 persen, sisanya massa mengambang sebesar 14,3 persen," kata Reyhan Maulana, Supervisor Riset Aksara Research and Consulting saat rilis survei di Khas Hotel Semarang pada Sabtu (23/11/2024).
Dalam survei tersebut juga diungkap penyebab naiknya elektabilitas Agustin-Iswar. Satu diantaranya terkait program yang ditawarkan.
"Terkait program, Agustina Wilujeng Pramestuti- Iswar Aminuddin mendapat angka hasil survei sebesar 59,2 persen, sementara Yoyok Sukawi-Joko Santoso sebanyak 27 persen dan yang tidak menjawab sebanyak 13,8 persen," ujar Reyhan.
Temuan lain survey Aksara memperlihatkan sikap pemilih tidak mempermasalahkan status putra daerah atau bukan putra daerah. Sebanyak 57,75 persen masyarakat Kota Semarang menyatakan tidak masalah apabila ada calon asli atau bukan asli putra daerah.
Muncul pula fakta bahwa 75,25 persen pemilih tidak masalah jika sukunya berbeda dan hanya 19,5 persen pemilih yang memilih calon yang sama sukunya, dan hanya 5,25 persen tidak menjawab.
Kemudian terkait keterpilihan berdasarkan ikatan agama, ditemukan fakta bahwa 66,75 persen pemilih tidak masalah jika agamanya berbeda. Lalu 23,5 persen milih agama yang sama. Dan hanya 9,75 persen yang tidak menjawab.
Sedangkan keterpilihan berdasarkan gender ditemukan 62,2 persen pemilih menyatakan tidak masalah jika walikotanya laki-laki atau perempuan.
"Dari data diatas, menandakan karakter masyarakat Semarang yang heterogen, sangat menghargai perbedaan dalam kontestasi politik elektoral," papar Reyhan.
Survei Aksara juga menemukan fakta sebanyak 51,5 persen pemilih menyatakan bahwa politik uang adalah hal yang bisa diterima. Namun, sebanyak 45,25 persen menyatakan untuk pilihan politik ada pada pilihannya masing-masing serta 40,25 persen menyatakan tidak akan menerima politik uang.
Pada simulasi Top of Mind, Agustina Wilujeng Pramestuti paling banyak disebut sebesar 27,5 persen, disusul Yoyok Sukawi 24,7 persen, Iswar Aminuddin 3,8 persen dan sisanya belum menentukan pilihan 42,5 persen.(TJ)