Lembah Bismo, Keindahan Tersembunyi di Balik Dataran Tinggi Dieng
- TJ Sutrisno
Kalau ingin ke Lembah Bismo, ambil jalan ini. Nanti sebelum Telaga Menjer, ada jalan ke kiri lagi. Ambil rute ini menuju Lembah Bismo.
Jalannya cukup bagus dan beraspal, meski tidak begitu lebar. Cocok dengan tipikal medan para tour rider. Perjalanan melewati beberapa desa khas masyarakat Dieng, pemukiman di perbukitan dengan masjid jadi bangunan paling menonjol. Sekelilingnya berupa ladang pertanian dengan komoditas utama kentang.
Singgah sebentar di tepi ladang bisa jadi intermezo yang mengasyikkan. Sambil lihat para petani yang menyiram tanaman dengan selang yang berputar otomatis.
Lepas dari desa, medannya mulai menanjak dan berkelok. Sangat menantang bagi rider motor CC besar. Tapi skuter tetap bisa kok melahapnya meski agak berat. Dan rombongan skuter memang paling banyak terlihat melintas di jalur ini.
Setengah perjalanan pemandangan semakin bikin penasaran saja. Kabut makin sering turun. Kadang menutup pandangan. Kalau sudah begini, jalan pelan saja atau berhenti sambil menikmati suasana.
Bukit-bukit yang sudah berubah jadi ladang kentang makin banyak terlihat. Entah bagaimana caranya dulu masyarakat membuka lahan, hingga sampai puncak bukit pun dibabat dan diganti komoditas pertanian. Tapi itulah mata pencaharian utama warga di Dieng. Tanahnya sudah sangat subur. Ibaratnya, lempar biji akan tumbuh sendiri.
Satu jam perjalanan diselingi istirahat, kini tiba di lembah Bismo. Wow, benar-benar luar biasa. Gunung Bismo berada di sisi barat dengan rekahan lebar. Diantara jurang rekahan itu berdiri dua bukit yang mengerucut. Dan ketika kabut mengisi sela-selanya, ini benar-benar pemandangan yang indah luar biasa.