Keindahan Nepal van Java, Rute Perjalanan dari Semarang dan Yogyakarta
- IG Nepal Van Java
Viva Semarang, Wisata – Nepal van Java adalah destinasi yang kini kian populer di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Berada di Dusun Butuh, Desa Temanggung, Kecamatan Kaliangkrik, desa ini memiliki pemandangan alam yang disebut-sebut mirip dengan pedesaan di Nepal, kaki Pegunungan Himalaya. Maka kemudian disebut sebagai Nepal Van Java.
Daya tarik inilah yang membuat wisawatan rela menempuh perjalanan jauh untuk merasakan langsung pesona keindahan alam dan tata kampung yang memukau dan eksotis.
Menuju ke Nepal Van Java, Anda bisa memulai dari kota terdekat, antara lain dari Semarang maupun Yogyakarta.
Pada tulisan ini, kami akan memberikan gambaran cara melakukan perjalanan ke Nepal Van Java dari kedua kota tersebut.
Baik dari Semarang maupun Yogyakarta, Anda bisa mengambil rute menuju Kota Magelang. Setelah memasuki wilayah Kota Magelang, Jarak Semarang-Magelang sekitar 75 KM. Sedangkan dari Yogyakarta sekitar 45 KM.
Setelah sampai alun-alun Kota Magelang, arahkan kendaraan Anda menuju Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang Dari sini, teruskan perjalanan ke arah barat, mengikuti petunjuk jalan menuju Kaliangkrik. Di sepanjang jalan ini, Anda akan mulai melihat rambu-rambu penunjuk arah menuju Desa Butuh, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Nepal van Java.
Namun, ada satu hal yang perlu dicatat. Jalur menuju Nepal van Java memiliki medan yang cukup menantang. Bagi Anda yang menggunakan mobil pribadi atau bus besar, hanya bisa sampai di area terbatas, yaitu di rest area Bandongan atau Sekar Panjang. Dari titik ini, perjalanan harus dilanjutkan dengan menaiki ojek yang tersedia.
Meski demikian, kesulitan ini sepadan dengan keindahan yang akan Anda temui. Harga tiket masuk menuju Nepal van Java sangat terjangkau, hanya Rp 10.000 per orang, belum termasuk biaya ojek yang dikenakan sekitar Rp 35.000. Setelah menempuh perjuangan ini, Anda akan disuguhi pemandangan yang sangat eksotis.
Anda akan disambut oleh keramahan penduduk dan deretan rumah-rumah yang tertata secara unik. Rumah-rumah ini dibangun secara bertingkat-tingkat, mengikuti pola terasering yang khas di lereng Gunung Sumbing.
Pemandangan rumah-rumah yang seolah "bertumpuk" dan diselingi oleh warna-warni cat inilah yang kemudian disebut-sebut sangat mirip dengan pemukiman di Nepal. Ditambah lagi latar belakang Gunung Sumbing yang menjulang mengingatkan panorama yang mirip demagn Gunung Himalaya tanpa salju.
"Daya tarik utama Nepal van Java adalah kesejukan udara dan rumah-rumah penduduk yang bertumpuk khas pemukiman seperti di negeri Nepal. Apalagi, rumah-rumah itu tampak warna-warni, menambah daya tarik wisatawan yang berkunjung," kata Setiyoko, salah satu pengelola Nepal van Java.
Keindahan Dusun Butuh yang viral di media sosial telah menjadi magnet kuat bagi para wisatawan. Setiap weeken dan hari libur, wisatawan yang datang bisa mencapai lebih dari seribu orang. Rata-rata ingin merasakan suasana pedesaan, udara bersih, kadang terasering, dan keunikan kampung lereng Gunung Sumbing ini.
"Surprise ya. Memang sudah banyak foto-fotonya di media sosial. Tapi kalau melihat langsung di sini kan beda. Auranya beda, bisa merasakan alamnya yang asli. Memang aksesnya sampai ke lokasi kampung harus pakai sepeda motor ya, kalau pakai mobil sulit karena jalannya kecil dan nggak bisa simpangan," kata Broto, wisatawan dari Kota Semarang.
Popularitas Dusun Butuh sebagai Nepal van Java juga menginspirasi desa-desa lain di lereng gunung untuk mengembangkan potensi serupa, menciptakan tren baru wisata desa di Jawa Tengah. Di sekitar desa ini, ada desa lain yang kemudian mendapatkan dampak manis dan menjadi tujuan wisata lainnya setelah Dusun Butuh. Yaitu Desa Mangli dan Desa Sukomakmur di Kecamatan Kaliangkrik Magelang.
Selamat berwisata. (TJ)