Gempa Magnitudo 6.2 di Garut Merusak Sejumlah Rumah di Garut, Sukabumi, Hingga Tasikmalaya

Pj Gubernur Jabar Bey Machmudin mengecek rumah rusak akibat gempa.
Sumber :
  • BPBD Jabar

Viva Semarang, Garut – Gempa tektonik berkekuatan magnitudo 6.2 yang mengguncang Garut dan sekitarnya telah menyebabkan sejumlah kerusakan di beberapa kabupaten di Jawa Barat.

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, Waspada Cuaca Panas Hingga 34⁰C

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat melaporkan, kerusakan rumah dan bangunan lainnya terjadi di Tasikmalaya, Sukabumi, dan Garut.

Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin mengecek langsung ke lokasi terdampak gempa di Kecamatan Cilawu Kabupaten Garut pada Minggu pagi (28/4/24). Bey mengunjuni rumah milik Mulyadi di Kampung Margadana Desa Darmawan. Tampak rumah berwarna hijau itu ambrol di sejlah bagian, antara lain atap dan tembok.

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, Hari Libur Cerah Berawan Tanpa Hujan

Di Tasikmalaya, gempa dilaporkan merusak Gedung Pramuka di Kecamatan Mangunreja. Kemudian rumah rusak terjadi di Desa Sodonghilir, Masjid Kami Mansuriah di Desa Mekarwangi Kecamatan Cisayong, serta Rumah Sakit SMC yang ambrol pada bagian plafon.

BPBD Jawa Barat juga melaporkan ada dua warga yang terluka akibat terkena seng yang ambrol di Desa Mandalakasih, Kecamatan Pameungkeuk, Kabupaten Garut. Kedua warga itu sudah dibawa ke IGD terdekat.

Prakiraan Cuaca Solo Kamis 9 Mei 2024, Cukup Nyaman dan Hangat, Cocok Untuk Liburan

Sebelumya diberitakan, BMKG menyebutkan adanya gempa bumi yang terjadi di Samudera Hindia di selatan Kabupaten Garut Jawa Barat. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo 6,2. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 8,39° LS ; 107,11° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 156 Km arah barat daya Kabulaten Garut, Jawa Barat pada kedalaman 70 km.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi menengah akibat adanya aktivitas adanya deformasi batuan dalam lempeng Indo-Australia yang tersubduksi di bawah lempeng Eurasia di selatan Jawa barat atau populer disebut sebagai gempa dalam lempeng," jelas Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Dr. Daryono, S.Si., M.Si. dalam rilis tertulis, Minggu 28 April 2024.