Andai Saja Tiap Pengunjung Bawa Pulang Sampah, Tak Akan Ada 934 Kilogram Sampah di Gunung Prau

Ilustrasi sampah di puncak gunung.
Sumber :
  • Istimewa

Viva Semarang – Aksi bersih-bersih di Gunung Prau Kabupaten Wonosobo, relawan bisa mengumpulkan 934 Kilogram atau hampir satu ton sampah

Geliat Wisata Kampung Berseri Astra Desa Sembungan Dieng yang Indah dan Mengagumkan

Sungguh disayangkan, masih ada pengunjung baik oknum pendaki maupun oknum wisatawan yang belum sadar untuk membawa pulang kembali sampah ke bawah dan dibuang ke tempatnya.

Kegiatan bertajuk Aksi Nyata Revolusi Mental Bersih Gunung Prau tersebut diinisiasi Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) selama dua hari, dari 28 hingga 29 Agustus 2024.

'The Guners' Kapal Pembersih Sampah, Antar Idham Aulia Raih apresiasi Satu indonesia award 2014

Deputi Bidang Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan, dan Prestasi Olahraga Kemenko PMK, Warsito, mengatakan bahwa dari total 934 kilogram sampah yang terkumpul, sebanyak 409 kilogram dari Gunung Prau dan 525 kilogram dari Kawasan Wisata Alam Kawah Sikidang.

"Aksi Nyata Revolusi Mental Bersih Gunung ini merupakan inisiasi untuk menggerakkan seluruh potensi masyarakat dalam melakukan aksi kebaikan khususnya gerakan Indonesia Bersih demi pelestarian lingkungan," kata Warsito seperti dikutip dari laman resmi Kemenko PMK.

Nikmati Keindahan Pintu Langit Wonosobo, Salah Satu Spot Sunrise Terbaik

Kegiatan aksi mencakup beberapa titik operasi bersih di Gunung Prau, meliputi jalur pendakian Patak Banteng, Sunrise Camp, Sunset Area, dan Cemoro Tunggal, Sunrise Area Plawangan.

Selain itu, aksi bersih dan kampanye zero waste juga dilakukan di kawasan wisata alam Sikidang dan Candi Arjuna.

Warsito menekankan pentingnya keberlanjutan dari aksi ini agar lingkungan tetap terjaga dengan baik. Ia juga mendorong kegiatan ini tetap bisa diagendakan dengan rutin.

Program ini, lanjutnya, merupakan pengembangan dari kegiatan serupa yang sebelumnya dilakukan di Gunung Gede Pangrango.

Kegiatan ini melibatkan kolaborasi dari berbagai pihak, termasuk Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah Kabupaten Wonosobo dan Banjarnegara, serta dari organisasi Mapala.(Ant/TJ)