Berantas Stunting di Desa Kepyar Wonogiri Lewat Susu Kaya Protein
- Dok
Viva Semarang, Wonogiri – Desa Kepyar di Kecamatan Purwantoro, Kabupaten Wonogiri menjadi salah satu lokasi dengan angka stunting yang relatif tinggi. Menurut data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem, Desa Kepyar merupakan salah satu desa miskin ekstrem yang ada di Kota Gaplek tersebut.
Yayasan Mother Sunita Love pun menggerakan pionir Orang Tua Asuh Cegah Stunting alias Genting.
Founder Yayasan Mother Sunita Love, Nico Ramchand mengatakan, ada 27 balita yang terdeteksi mengalami stunting yang beresiko mengalami gagal tumbuh kembang lantaran kekurangan asupan gizi.
"Mereka sudah diskrining oleh puskesmas setempat menderita stunting berat," kata Nico di sela kegiatan penyerahan bantuan susu kaya protein Dangro di Desa Kepyar Purwantoro, Minggu (12/1/25).
Ia menyampaikan, di lingkungan Desa Kepyar, rata-rata pekerjaan warganya sering berkutat sebagai buruh tani.
Kemiskinan ekstrem yang melanda Desa Kepyar menyebabkan para ibu hamil kurang memahami pengetahuan tatkala merawat janin. Sehingga mengakibatkan banyaknya anak yang menderita stunting dan gizi buruk.
Balita stunting punya ciri-ciri tinggi tubuhnya yang tidak berkembang sempurna. Bukan cuma tinggi badan, penderita stunting pertumbuhan otaknya juga tidak sempurna.
"Contoh tinggi anak umur tiga tahun perempuan 87-106 sentimeter. Kalau stunting umur tiga tahun tinggi badannya maksimal 70 sentimeter," ungkapnya.
Berdasarkan analisa di lapangan, pihaknya memperkirakan penyebab utama para balita stunting karena faktor ekonomi. Di samping itu, selama rentang waktu tiga sampai empat tahun belakangan ini stunting di Desa Kepyar mengalami kenaikan yang cukup signifikan.
"Kurang sadarnya ibu hamil dalam merawat janinnya dan balita yang terbatas dalam mendapatkan protein tinggi," jelasnya.
Stunting merupakan masalah besar yang ada di Indonesia hampir 30 persen dari data yg ada anak Indonesia menderita stunting.
Oleh karenanya Yayasan Mother Sunita love sadar bahwa para balita penderita stunting masih ada harapan untuk memperbaiki tumbuh kembangnya.
"Kami sadar 27 anak ini akan menjadi orang yang berguna baik untuk keluarga, lingkungan, bahkan negara," katanya.
Oleh sebab itulah, pihaknya mengharapkan dengan pemberian bantuan susu kaya protein Dangro 1+ Milk nantinya menjadi pemantik motivasi bagi perusahaan swasta lainnya guna bergerak menyalurkan bantuan untuk memberantas stunting di Desa Kepyar.
"Dengan harapan perusahaan lain dapat membantu kami menyalurkan bantuannya.
Agar kami dapat begerak jauh bukan hanya untuk anak-anak Desa Kepyar melainkan kami dapat membantu untuk semua anak Indonesia," katanya.
Sebagai contoh memang ada bantuan dari pemda Rp10 ribu per anak beberapa bulan yang lalu tapi kemudian disetop hingga sekarang.
Mungkin karena kondisi alam yang susah dijangkau membuat penanganan stunting di Desa Kepyar tidak dijalankan dengan serius.
"Program kita adalah 90 hari pemberian susu Dangro 1+ Milk (Gain + Grow) susu yang memang sudah direkomendasikan oleh Dinas Kesehatan untuk anak penderita stunting dan gizi buruk. Kader posyandu setempat sangat menolong dengan membuat whatsapp grup untuk mengingat kan satu hari tiga kali anak-anak untuk minum susu," jelasnya.
Kades Kepyar Kecamatan Purwantoro berharap bahwa setidaknya wilayah desanya dapat menghilangkan kasus stunting pada balita. Dan Desa Kepyar dikemudian hari menjadi desa zero stunting.
"Ibu kepala desa menyambut antusias program 90 hari untuk menuntaskan 27 anak stunting. Itu dengan dibantu oleh kader posyandu ditambah Pak Carik setempat. Kami sangat dibantu dalam proses screening ulang 27 anak Desa Kepyar," katanya.(TJ)