Ribuan Umat Katolik Hadiri Misa dan Perayaan HUT ke 85 Keuskupan Agung Semarang di Stadion Jatidiri
- TJ Sutrisno
Viva Semarang – Stadion Jatidiri Semarang, Minggu (29/6) sore dipenuhi umat Katolik yang datang dari berbagai penjuru di wilayah Keuskupan Agung Semarang (KAS).
Tak kurang dari 18 ribu umat hadir dalam misa akbar dan rangkaian perayaan HUT ke-85 KAS yang berlangsung meriah dan penuh kebersamaan.
Sejak pukul 14.00 siang, ribuan umat mulai memadati kawasan stadion. Mereka datang dari berbagai penjuru Jawa Tengah dan DIY untuk ambil bagian dalam momentum misa akbar ini.
Rangkaian acara diawali dengan pawai yang melibatkan perwakilan Orang Muda Katolik (OMK), komunitas sosial, lembaga pendidikan, dan berbagai unsur lainnya.
Suasana semakin semarak dengan iring-iringan peserta yang membawa spanduk, atribut, hingga aneka kostum khas masing-masing komunitas.
Ada sedikitnya 100 penampil dari dalam dan luar kota Semarang, 17 ribu umat perwakila dari Kevikepan di Keuskupan Agung Semarang, serta ribuan lainnya dari panitia dan tamu undangan.
"Tema yang kami usung adalah Bersama Berziarah, Berbagi Berkah. Ini bukan sekadar slogan, tetapi semangat nyata untuk terus berjalan bersama dan berbagi kasih di tengah masyarakat," jelas Priyanto dalam sambutannya di depan umat Katolik.
Sebelumnya, Priyanto mengungkapkan tema dan logo perayaan HUTKAS pada tahun 2025 ini Yaitu burung Pelikan yang merupakan simbol kasih dan pengorbanan.
"Induk dari burung ini rela melukai paruhnya sampai berdarah agar anak-anaknya bisa makan dan mendapatkan asupan untuk bertahan hidup," demikian dikatan Priyanto saat konpers sebelumnya jelang puncak HUT KAS.
Sementara Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti yang turut hadir menyampaikan selamat datang dan rasa terima kasihnya pada seluruh umat.
Pada kesempatan itu Agustina mengungkapkan Kota Semarang adalah tempat di mana iman dan kebersamaan dapat terus bertumbuh.
"Tema Bersama Berziarah, Berbagi Berkah ini sangat indah. Bagi saya pribadi tema ini menjadi peneguh iman," ungkap Agustin.
Ia menjelaskan sebagai Wali Kota Semarang jabatan ini bukan hanya posisi struktural. Namun menjadi bagian dari perutusan iman.
Agustina menegaskan, tugas seorang pemimpin adalah melayani seluruh masyarakat tanpa memandang suku, agama, atau golongan.
Tugasnya sebagai pemimpin berjalan bersama masyarakat, melayani dengan kasih, membagikan berkat keadilan sosial, pendidikan, dan kesejahteraan untuk semua.
"Bagi saya Kota ini adalah ladang Tuhan, medan ziarah, tempat perutusan bagi saya untuk berjalan bersama masyarakat, seluruh masyarakat. Tidak peduli Katolik, Kristen, Hindu, Buddha, Muslim, atau agama kepercayaan sekalipun. Tugas saya adalah mendengarkan mereka melayani dengan kasih dan membagikan berkat keadilan sosial," tegasnya.
Pihaknya berharap, di usia 85 tahun ini ke depan Keuskupan Agung Semarang semakin menjadi gereja yang terbuka dan inklusif.
"Marilah kita berdoa dan berharap, semoga Keuskupan Agung Semarang terus menjadi gereja yang terbuka dan inklusif, tidak hanya bagi umat Katolik, tapi bagi seluruh bangsa," kata Agustina.(TJ)