Mbak Ita Bikin Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Semarang Tertinggi se Jawa Tengah

Walikota Semarang Mbak Ita cek harga di Pasar Jihar Semarang.
Sumber :
  • TJ Sutrisno / Dok

Viva Semarang – Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Semarang merilis data laju pertumbuhan ekonomi Kota Semarang mencapai 5,79 persen selama tahun 2023. Angka ini menjadi yang tertinggi se-Jawa Tengah.

Piala AFF U-16 Sukses, Nana Sudjana: Ini Menambah Semangat Penyelenggaraan Event

"Persentase laju pertumbuhan ekonomi Kota Semarang ini meningkat dari tahun 2022 lalu yang mencapai 5,73 persen. Ini artinya laju pertumbuhan ekonomi Kota Semarang sangat bagus," jelas Kepala BPS Kota Semarang, Fachruddin, Kamis (7/3/24).

Sektor yang mempengaruhi meningkatnya laju pertumbuhan Kota Semarang didominasi dari sektor industri, konstruksi, dan perdagangan. Sektor ini menempati tiga besar sektor yang menguasai pertumbuhan ekonomi Semarang hingga mencapai 5,79 persen.

Dukung Jawa Tengah sebagai Penumpu Pangan dan Industri Nasional, BI Jateng Gelar Forum PUSAKA Jateng

"Stabilitas ekonomi masyarakat Semarang termasuk bagus, artinya pertumbuhan ekonomi itu kan menggambarkan produksi barang dan jasa di Kota Semarang," ungkapnya.

Laju pertumbuhan ekonomi Kota Semarang dibarengi dengan angka inflasi di Kota Semarang lebih rendah dari inflasi di Jawa Tengah bahkan nasional. Data BPS menyebutkan, inflasi Kota Semarang Year on Year (YOY) mencapai 2,45 persen, atau masih lebih rendah dari inflasi Jawa Tengah dan nasional.

Kota Semarang Kendalikan Angka Inflasi di Bulan Juni

"Penyumbang inflasi masih disebabkan karena kenaikan harga beras. Terlebih saat jelang Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri. Pengalaman, memang beras masih akan faktor dominan sampai bulan April. Di High Level Meeting kemarin juga saya sampaikan, ketika Ramadan dan Idul Fitri, komoditas makanan jelas akan memberikan dampak inflasi," katanya.

Selain beras, daging, telur dan cabai yang menyumbang inflasi, ada juga sektor transportasi, seperti kereta api, pesawat, dan sebagainya.

Fachruddin mengapresiasi Pemerintah Kota Semarang di bawah kepemimpinan Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu atau Mbak Ita yang telah memulai langkah antisipasi lebih awal.

"Pemkot Semarang punya program Pak Rahman, Kios Pandawa, Urban Farming. Itu sangat berdampak. Pak Rahman menekan harga kebutuhan pangan agar lebih murah. Ketika harga beras naik, ternyata di Semarang tidak hancur-hancuran," jelas Fachridin.

Sementara, lanjutnya, daerah penyangga seperti Demak dan Grobogan mengalami banjir. Tapi dengan "Pak Rahman" dan kerja sama BUMP serta Bank Indonesia dengan Kios Pandawa membuat kenaikan harga beras tidak jor-joran.

Sementara itu, Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, Pemerintah Kota Semarang terus berupaya melakukan berbagai upaya dan program untuk menjaga stabilitas harga pangan. Bahkan, satgas pangan terus memantau pergerakan harga.

"Tindak lanjut High Level Meeting dengan Pemprov Jateng, akan ada gerakan pangan murah atau pasar murah yang disupport Bank Indonesia di Kota Semarang," kata Mbak Ita Kamis (7/3/24).

Pemkot Semarang, lanjut Mbak Ita, juga menyiapkan berdirinya Kios Pandawa Kita atau Kios Pangan Aman Tersedia Untuk Warga Kita, lebih banyak setelah inisiasi di Pasar Kanjengan beberapa waktu lalu.

"Alhamdulillah Pak Pj Gubernur mengapresiasi dan bahkan akan mereplikasi Kios Pandawa di kabupaten/kota lain. Ini salah satu upaya agar inflasi di Jawa Tengah bisa dtekan," kata Mbak Ita.

Terkait laju pertumbuhan ekonomi Kota Semarang yang meningkat hingga 5,79 persen, Mbak Ita berharap Kota Semarang semakin berkembang dan investasi semakin menggeliat di tahun 2024 ini.

"Harapannya laju inflasi juga semakin terkendali, pertumbuhan ekonomi meningkat, daulat pangan, dan masyakarat tenang menghadapi Ramadan dan Lebaran," ungkapnya.(TJ)