Borobudur Gemerlap Lampion Pada Malam Perayaan Waisak 2024

Ratusan lampion di Borobudur saat Waisak.
Sumber :
  • Tangkapan layar

Viva Semarang – Ratusan lampion menghiasi langit di atas Candi Borobudur Magelang pada malam puncak perayaan Waisak 2568 BE/2024, Kamis malam. Ribuan umat Buddha bersama para Bhikkhu melantunkan puja puji doa pada perayaan tersebut.

Tips Wisata Murah dari Bandung ke Borobudur Cuma 66 Ribu, Naik Kereta Api Ini

Meski gerimis sempat menyirami lokasi perayaan di Lapangan Lapangan Marga Utama Candi Borobudur, hal itu tidak mengurangi ketenangan dan kekhidmatan.

Perayaan Waisak di Candi Borobudur kemudian menjadi meriah dan indah saat ratusan lampion terbang ke udara menghiasi langit di atas candi Budha terbesar di dunia ini. Ratusan lampion dari kertas ini terus mengudara beberapa lama dan akan terurai oleh api seiring tingginya lampion terbang.

Masjid Agung Jawa Tengah Magelang Segera Diresmikan Bersama Pasar Seni Borobudur

Suasana haru bercampur bahagia pun terpancar di wajah peserta yang datang dari berbagai daerah. Mereka antusias mengikuti prosesi malam puncak perayaan Waisak tersebut.

Prosesi pelepasan lampion ini dimulai tepat pukul 21.00 WIB hingga 22.30 WIB. 

Presiden Segera Resmikan Kampung Seni Borobudur, Jadi Pariwisata Super Prioritas

“Setiap tahunnya, pelepasan lampion sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat Indonesia, mancanegara, baik umat Buddhis yang melakukan ritual maupun turis yang hadir ke Candi Borobudur,” kata Fatmawati, Koordinator Lampion Waisak Nasional 2024, dilansir dari laman Kementerian Agama RI.

Sementara itu, Ketua Umum DPP WALUBI yang juga Ketua Panitia Waisak Nasional 2024, Hartati Murdaya mengatakan, lampion punya makna mendalam dalam perayaan Waisak.

“Pelepasan ratusan lampion ini bermakna, tidak hanya menerangi kegelapan. Namun, lebih dari itu, pentingnya hidup berdampingan dalam harmoni, saling menghormati untuk kebaikan bersama,” jelas Hartati Murdaya, Kamis (23/5/2024).

Ia menambahkan, tema Waisak Nasional tahun 2024 ini adalah untuk hidup bahagia sebagai makhluk dan manusia. Maka mari meningkatkan kesadaran yang diajarkan oleh Sang Buddha, dengan sub-tema hindarilah keserakahan duniawi, kebodohan, kemarahan dan kebencian.

Seluruh warga bangsa khususnya umat Buddha, lanjutnya, mesti memperkuat sikap persatuan dan kesatuan untuk menguatkan dan mengimplementasikan ajaran Buddha bagi kehidupan.(TJ)