Wah, Nilai Tukar Petani Provinsi Jateng Capai Angka 113,79, Jadi yang Tertinggi di Pulau Jawa

Petani panen padi di Jawa Tengah.
Sumber :
  • TJ Sutrisno

Endang menjelaskan, untuk indeks harga yang diterima petani Jateng pada September 2024 adalah 149,71 atau turun 0,04 persen. Komoditas penyumbang penurunannya adalah cabai merah, cabai rawit, kentang, dan ketela pohon. 

Lagi Mancing Diterjang Air Bah, Pria Ini Ditemukan Tim SAR di Sungai Gambarwi

Sedangkan indeks harga yang dibayar petani sebesar 122,78 atau turun 0,03 persen, dengan komoditas penyumbang penurunan yaitu cabai merah, bensin, cabai rawit, jeruk, dan daging ayam.

Penurunan NTP juga terjadi pada tanaman hortikultura. Nilainya  sebesar 110,11 atau mengalami penurunan dibandingkan pada Agustus 2024 sebesar 118,06. 

Kampanye Gerakan Makan Ikan Jadi Upaya BI Tekan Inflasi di Jawa Tengah

Demikian pula nilai tukar usaha pertanian (NTUP) di Jawa Tengah pada September 2024 juga mengalami penurunan, nilainya dari 116,22 pada Agustus 2024 menjadi 115,91 atau turun  0,27 persen. 

"Alhamdulilah tidak ada yang di bawah 100, sehingga para petani masih untung dari usahanya, meskipun NTUP mengalami penurunan 0,27 persen," katanya.

Sekda Jateng Dorong Generasi Muda Kembangkan Pertanian Modern

Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Jateng, Sumarno mengatakan,  NTP selalu berhubungan dengan pangan. Sehingga semua pemerintah daerah bersama stakeholder terkait harus dapat menjaga keseimbangan antara NTP dengan inflasi yang disebabkan dari sektor pangan.

"Karena kalau inflasi tinggi, maka nilai tukar petani juga naik. Maka dua-duanya ini harus kita jaga, sehingga kita harus terus memantau kondisi dampak dari inflasi dan nilai tukar petani," jelas Sumarno.