Pati Geger, 108 Sapi Mati Kena Penyakit Mulut dan Kuku

Petugas periksa sapi di Jawa Tengah.
Sumber :

Viva Semarang – Kasus Penyakit Mulut dan Kuku merebak di Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Dinas Pertanian setempat mencatat, telah terjadi 889 kasus penyakit mulut dan kuku atau PMK yang menyerang ternak sapi di Pati pada waktu belakangan ini. Dari jumlah tersebut, ada 108 ekor sapi mati.

Penyakit Mulut dan Kuku di Jawa Tengah Tembus 2.666 Ekor Sapi

Ratusan sapi di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, mati akibat penyakit mulut dan kuku (PMK).   Ratusan sapi di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, mati akibat penyakit mulut dan kuku (PMK).  Data dari Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertan) Pati, hingga Rabu (8/1/2025) ada 889 kasus sapi terinfeksi PMK dengan jumlah kematian 108 sapi.

 

Tak Ada Lagi Jembatan "Indiana Jones" di Magelang, Berganti Jembatan Besi dan Beton

Untuk saat ini, masih ada 562 saat ini masih terjangkit PMK dan 25 diantaranya sembuh, serta 194 ternak terpaksa dipotong.

 

BI Jateng Hubahkan Truk Pengantar Uang, Jadi Truk Pengangkut Bahan Pokok

"Perkembangan PMK saat ini seperti itu. Yang laporan ke petugas kami langsung dilakukan pengobatan," kata Kepala Bidang (Kabid) Peternakan Dispertan Pati, Andi Hirawadi, Rabu (8/1/24), dikutip dari TvOnenews.

 

Ia merinci, dari 21 Kecamatan di Kabupaten Pati, ada 14 kecamatan yang telah terjangkit penyakit mulut dan kuku. Kecamatan Jakenan menjadi yang paling parag dengan jumlah 389 kasus. Disusul Kecamatan Winong dengan jumlah 154 kasus PMK.

 

Menurut Andi, tingginya kasus di dua Kecamatan itu karena banyak ternak yang didatangkan dari luar daerah.

 

Jumlah sapi terkena PMK yang mencapai 889 sapi, meningkat dari temuan sebelumnya karena pada akhir tahun hingga awal tahun 2025 hanya ada 125 hewan ternak di Kabupaten Pati yang terjangkit PMK. Dari jumlah itu, 20 di antaranya mati.

 

Merebaknya kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kabupaten Pati ini membuat peternak resah. Bagaimana tidak, ada peternak yang sudah membeli dan memberi makan ternak, dan jika terserang PMK nilai jualnya jatuh sampai 50 persen.

 

"Dari pemerintah belum ada yang datang mengecek ke kandang. Saya antisipasi sendiri dengan melakukan pembersihan kandang dan memandikan hewan ternak setiap hari. Kami juga lakukan penyemprotan disinfektan dan memberikan vitamin serta obat pada hewan ternak," keluh salah satu peternak.(EF)