Candi Ngawen, Keindahan Dekat Borobudur yang Terlewatkan
- Instagram @kotamuntilan
Berbeda dengan Borobudur yang ramai, Candi Ngawen menawarkan suasana yang jauh lebih tenang dan damai. Kompleks candi ini terdiri dari lima bangunan candi yang berderet dari utara ke selatan, masing-masing dengan karakteristiknya sendiri.
Mengutip dari laman resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, salah satu daya tarik utama Candi Ngawen adalah keberadaan arca Dhyani Buddha Amoghasiddhi dan arca singa berdiri yang sangat khas dan tidak ditemukan di candi lain di Jawa Tengah. Arca singa ini digambarkan dalam posisi berdiri tegak dengan cakar mencengkeram. Bentuknya yang unik menjadi ciri khas Candi Ngawen dan membedakannya dari candi-candi lain yang didominasi oleh arca naga atau makara.
Selain itu, ukiran relief yang menghiasi dinding candi juga tak kalah memukau. Meskipun tidak sekompleks Borobudur, relief-relief di Candi Ngawen tetap menampilkan detail yang indah, menggambarkan kisah-kisah Buddha serta motif flora dan fauna yang simetris.
Berada di Tengah Pedesaan: Pesona Ketenangan
Salah satu hal yang membuat Candi Ngawen terasa istimewa adalah lokasinya yang berada di tengah-tengah pedesaan yang asri. Dikelilingi oleh hamparan sawah hijau dan rumah-rumah penduduk, suasana di sekitar candi terasa sangat damai. Ini memberikan pengalaman wisata yang berbeda, di mana pengunjung bisa merasakan kehidupan lokal dan jauh dari keramaian kota. Anda bisa berjalan-jalan santai di sekitar kompleks candi, menikmati hembusan angin sejuk, dan mendengarkan suara alam yang menenangkan.
Sejarah Singkat Candi Ngawen
Sejarah Candi Ngawen masih menjadi topik penelitian yang menarik bagi para arkeolog. Laman resmi Pemerintah Kabupaten Magelang menyebutkan, Candi Ngawen diperkirakan dibangun pada masa Kerajaan Mataram Kuno sekitar abad ke-8 Masehi, bersamaan dengan pembangunan candi-candi Buddha lainnya di Jawa Tengah. Candi ini dibangun oleh dinasti Syailendra, seperti tersebut dalam Prasasti Karang Tengah tahun 824 M.