Kisah Desa Brongkol Menjaga Asa dan Meraih Sejahtera dengan Kopi dan Durian
- TJ Sutrisno
Suasana puncak musim durian ini sangat ramai. Duriannya juga melimpah. Jenis duriannya beragam. Yang cukup terkenal adalah Durian Vera yang beberapa kali meraih juara pada kontes durian di berbagai kota.
Puncak musim durian menjadi berkah bagi warga Desa Brongkol, khususnya petani durian. Masa ini menjadi salah satu momen untuk meraih keuntungan setelah merawat durian selama beberapa bulan.
Untuk mencapai titik ini bukan perkara mudah. Warga Desa Brongkol telah lebih dulu menempuh perjuangan panjang. Mereka menjaga tanah agar tetap sesuai dengan yang dibutuhkan tanaman durian. Mereka juga merawat dengan tekun tanaman durian, meneruskan perjuangan orang tua mereka terdahulu. Sehingga mereka bisa terus menjaga kualitas buah durian Brongkol.
Lebih dari itu, petani durian Desa Brongkol juga melakukan inovasi untuk menghasilkan varian buah durian yang lebih bagus lagi. Mereka bekerjasama dengan Dinas Pertanian menghasilkan bibit durian varian baru.
Kepala Desa Brongkol, Heru Sandhora pernah beberapa waktu lalu mengajak penulis bertemu langsung dengan petani durian.
Tapi kami mesti bersabar karena petani masih di atas pohon untuk memeriksa durian. Ia naik memakai batang bambu panjang yang diikat dengan tali pada batang pohon. Pada setiap ruas bambu diberi panjatan agar petani mudah naik.
Beberapa durian yang dipetik lalu diikat tali panjang dan diturunkan. Di bawah sudah ada temannya yang menunggu. Durian hasil panen lalu dikumpulkan dan ditaruh dalam keranjang, yang nantinya diangkut menuju ke pasar dan kedai durian.
"Di Brongkol ini, penghasil durian ada di Dusun Krajan dan Dusun Tabag Gunung. Di sini ada beberapa jenis durian varietas lokal unggul yang ditanam, bahkan ada yang kualitasnya seperti durian musang king," cerita Kades Brongkol, Heru Sandhora dengan bangga.
Kunci mengapa durian dari Desa Brongkol bisa begitu berkualitas, lanjut Heru, karena tanah di desa ini mengandung unsur hara yang cocok untuk tumbuhnya tanaman durian. Selain itu, warga di sini telah kembali memakai pupuk organik yaitu pupuk kandang.