Teliti Limbah Medis di Rumah Sakit Bima Sumbawa, Al Muhajirin Raih Gelar Doktor Ilmu Lingkungan UNIKA Semarang

Dr. Al Muhajirin, S.Kep, MH.Kes
Sumber :
  • Dok

Ia melanjutkan, beberapa permasalahan yang dihadapi oleh fasilitas pelayanan kesehatan saat ini terkait dengan pengelolaan limbah medis, yaitu izin pengelolaan limbah medis, kurang efektifnya pihak ketiga dan tenaga kesehatan, dan terjadinya penumpukan limbah medis pada TPS lebih dari 72 jam.

Selain itu, terjadinya pencemaran udara, dan timbulnya masalah hukum akibat kedaruratan limbah medis.

Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan suatu konsep yang berwawasan lingkungan yaitu dengan menerapkan konsep Green Health dalam pengelolaan limbah medis pada fasilitas pelayanan kesehatan.

"Limbah medis semua berbahaya karena tidak lepas dengan kontaminasi dengan pasien. Sebagai contoh adalah hepatitis, yang mana saat tenaga medis tidak menggunakan APD, maka itu membahayakan pasien maupun keluarga pasien.

Muhajirin mencontohkan limbah cair darah yang diambil tenaga kesehatan laboratorium, yang diserahkan ke keluarga pasien. Menurut kajiannya, ini sangat berbahaya karena darah adalah bagian dari limbah medis cair.

"Tidak ada yang berani jamin bahwa sampel darah itu tidak membahayakan. Maka, tidak boleh sampel darah di berikan ke pasien untuk dibawa ke lab. Mestinya petugas lab itu yang membawanya, dah ini perlu pembenahan dari manajemen rumah sakit," ungkapnya.

Untuk mengatasi permasalahan pengelolaan limbah medis, lanjutnya, diperlukan beberapa solusi strategi berdasarkan prinsip Green Health.