BI Jaga Inflasi dan Kelancaran Sistem Pembayaran Selama Ramadan dan idulfitri
Viva Semarang – Berdasarkan rilis BPS terkini, inflasi gabungan di Jawa Tengah pada Februari 2025 mengalami deflasi sebesar 0,78% (mtm) dan 0,08% (yoy). Deflasi tersebut disumbang dari deflasi kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga seiring dengan pemberian diskon 50 persen kepada pelanggan rumah tangga PT PLN dengan daya dibawah 2.200 VA yang berlangsung selama Januari-Februari 2025.
Namun demikian, sesuai dengan pola musiman, gejolak peningkatan harga bahan pokok ditengah periode Ramadan dan Idulfitri dapat memberikan tekanan terhadap peningkatan inflasi Jawa Tengah. Oleh karena itu, Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jawa Tengah melakukan berbagai upaya dalam mengantisipasi gejolak inflasi dimaksud. Melalui High Level Meeting (HLM) dan Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) TPID yang diselenggarakan pada 12 Februari 2025, disepakati pelaksanaan program pengendalian inflasi selama periode Ramadan antara lain Gerakan Pangan Murah (GPM) serentak, peningkatan pengawasan stok pasokan komoditas pangan, hingga upaya jangka panjang yaitu perluasan replikasi program Simanis (Sinergi Inflasi Semakin Harmonis).
GPM Serentak di 35 Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah telah dilakukan pada tanggal 20 Maret 2025. Turut hadir dalam pembukaan GPM yakni Menteri Koordinator Bidang Pangan Republik Indonesia (Bp. Zulkifli Hasan), Menteri Perdagangan Republik Indonesia (Bp. Budi Santoso), Kepala Badan Pangan Nasional (Bp. Arief Prasetyo Adi) serta Deputi Kepala Perwakilan Provinsi Jawa Tengah (Ibu Andi Reina Sari), dan Asisten Ekonomi & Pembangunan Sekda Provinsi Jawa Tengah (Bp. Sujarwanto Dwiatmoko). Pada kesempatan tersebut, diluncurkan program subsidi harga pangan di tingkat konsumen sebanyak 130,05 ton beras (10,10 ton premium; 63,75 ton medium; 56,20 ton SPHP); 20.486 liter minyak goreng (4.814 liter premium; 15.672,60 liter Minyakita); 16,85 ton telur ayam ras; 11,03 ton gula pasir; 3,83 ton daging ayam ras; 4,22 ton aneka cabai; dan 4,80 ton bawang merah; serta komoditas pangan lainnya di 35 Kab/Kota se-Jawa Tengah.
Peran dari tim pengendali inflasi daerah menjadi penting terutama untuk memantau alur distribusi dan peningkatan permintaan untuk beberapa barang menjelang momentum Ramadhan dan HBKN Idul Fitri. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu dipastikan ketersediaan/pasokan atas permintaan komoditas yang meningkat ini tercukupi dan harga kebutuhan tetap terjaga.