Giliran Guru Besar dan Mahasiswa Undip Semarang Aksi Indonesia Darurat Demokrasi

Aksi Indonesia Darurat Demokrasi di Undip Semarang.
Sumber :
  • TJ Sutrisno

Viva Semarang – Setelah civitas akademika UGM, UI dan banyak perguruan tinggi yang lain membuat petisi dan seruan, kini giliran guru besar, dosen, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Universitas Diponegoro (Undip) Semarang membuat pernyataaan sikap. Mereka menyerukan Indonesia Dalam Darurat Demokrasi.

Mahasiswa SV UNDIP Berhasil Meraih Juara 2 Olimpiade Single Window 2024

Seruan pernyataan sikap itu dilakukan setelah mencermati perkembangan konstelasi politik nasional menjelang Pemilu/Pilpres 2024. Aksi diikuti puluhan guru besar dan dosen, serta ratusan mahasiswa, dan digelar di Taman Inspirasi depan Widya Puraya Kompleks Kampus Undip Semarang, Rabu (7/2/24) pagi.

“Ada tigapuluhan guru besar yang bergabung. Kami sangat memprihatinkan kalau terjadi penekanan, hari ini adalah bentuk penolakan dari segala bentuk intimidasi,” tegas Prof. Suradi Wijaya Saputra, Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Undip, yang mewakili peserta aksi, menbacakan pernyataan Indonesia Dalam Darurat Demokrasi tersebut.

Hakim Agung Hamdi Pelestari Lingkungan, Raih Gelar Guru Besar di Unissula Semarang

Suradi mengungkapkan, situasi saat ini diawali dari keputusan Mahkamah Konstitusi tentang perubahan batas umur calon presiden dan wakil presiden.

"Adanya Putusan Mahkamah Konstitusi nomor 90/PUU-XXI/2023 yang diikuti oleh pelanggaran etika dalam kehidupan berdemokrasi,” ungkap Suradi.

Ratusan Mahasiwa dan Dosen UI Turun ke Jalan Dukung Kemerdekaan Palestina

Dari situ, lanjutnya, kemudian terjadi pelanggaran etika yang mengganggu kehidupan demokrasi. Maka guru besar, dosen, BEM se-Undip Semarang berlandaskan Tri Dharma Perguruan Tinggi menyerukan kepada penyelenggara dan masyarakat luas, yang terangkum dalam 5 poin yang disampaikan para civitas akademika.

Berikut isinya :

Halaman Selanjutnya
img_title