Film Dokumenter “Pilihan” Tentang Perempuan Pekerja Migran, Diputar Perdana di KBRI Singapura

Suasana diskusi film Pilihan di KBRI Singapura.
Sumber :
  • Dok

Dia sempat mengalami KDRT oleh suami, bercerai dan berangkat lagi ke Hong Kong jadi PMI. Di sana dia menemukan hal baru di media sosial yang ternyata adalah tipu daya ISIS. Dia terjerat di sana, dari konten-konten anak-anak korban konflik yang dipropaganda. Dia mentransfer uang ke simpatisan ISIS di Kalimantan untuk dibelikan senjata dan peledak.

Mbak Ita Ingatkan Orang Tua Awasi Anak-Anak Dari Perjudian Online

“Awalnya, saya mau beli senjata, pingin punya skill untuk membela anak-anak korban konflik. Ternyata hanya dibodoh-bodohin (ISIS),” lanjutnya.

Film ini juga bercerita tentang Masyitoh alias Mosquito mantan PMI asal Malang, Jatim. Tekad kuat bekerja di luar negeri untuk dapat uang banyak membuatnya semangat. Tak hanya itu dia juga mau melanjutkan sekolah Paket C dan Diploma, kemudian kini berwirausaha.

Pemkot Semarang Pastikan Sistem Data PPDB 2024 Aman dari Ancaman Peretasan

“Di sana itu semua tersedia, mau belajar bahasa Cina, bahasa Inggris, memasak, membuat roti (di Singapura) tinggal kita sendiri maunya gimana. Kan kita nggak akan selamanya kerja ikut orang,” kata Masyitoh.

Sementara, Sutradara Film Pilihan, Ridho Dwi Ristiyanto, mengatakan film itu mengikuti perjalanan Ani Ema Susanti dari mantan PMI yang alih profesi jadi sutradara film yang mencoba memahami fenomena radikal teror di media sosial di kalangan PMI.

Kereta Api Joglosemarkerto Sambar Pengendara Motor di Perlintasan KA Alastua Semarang

“Melalui sudut pandang perjumpaan Ani dengan Listyowati, Masyitoh, film ini menggali kompleksitas kehidupan migran dan dampak media sosial,” kata Ridho.