Kepala BNPB Apresiasi RSI Sultan Agung Semarang yang Mampu Mitigasi Bencana Saat Direndam Banjir

Kepala BNPB saat meninjau RSI Sultan Agung Semarang.
Sumber :
  • Istimewa

SemarangBanjir di Kota Semarang tak hanya merendam pemukiman warga. Tapi juga fasilitas lain seperti sekolah hingga rumah sakit.

Jembatan Nogososro Dibangun Mulai Pekan Depan, Atasi Banjir di Wilayah Tlogosari dan Muktiharjo

Salah satu yang terdampak adalah Rumah Sakit Islam (RSI) Sultan Agung Semarang yang berlokasi di Jalan Kaligawe. Rumah sakit ini berada di kawasan terdampak banjir cukup besar. Air banjir bahkan masuk ke dalam area rumah sakit yang menyebabkan aktifitas pelayanan kesehatan terganggu.

Direktur Utama RSI-SA Semarang, Prof. Dr. dr. Agung Putra, M.Si., Med menyampaikan pihak rumah sakit telah melakukan berbagai upaya mitigasi dan evakuasi penanggulangan bencana banjir.

Pemkot Semarang Implementasikan Hasil Penelitian BRIN, Terapkan Alat Pendeteksi Banjir dan Longsor

Hal itu disampaikan Prof Agung saat menerima Kepala BNPB Letjen Suharyanto yang meninjau RSI Sultan Agung.

Melalui humas rumah sakit yang dihubungi Viva, Prof Agung mengungkapkan bahwa dari lima gedung, tiga gedung terdampak banjir. Genangan air di jalan raya sangat tinggi, sehingga akses keluar masuk tenaga kesehatan, dokter , pasien menjadi sulit.

Wali Kota Semarang Instruksikan Pembersihan dan Pembongkaran PJM di Wolter Monginsidi

"Manajemen rumah sakit telah melakukan pengamanan dokumen dan alat medis, yang semula berada di lantai satu kemudian dipindahkan ke lantai dua," jelas Prof Agung, Rabu (20/3/24).

Untuk kemudahan transportasi manajemen RSI-SA telah bekerjasama dengan TNI untuk mensupport bantuan armada antar jemput pasien, penunggu pasien dan karyawan.

Terdapat dua titik kumpul antar jemput, yaitu di pertigaan lampu merah Genuk dan Masjid Jumadil Qubro. Sehingga pasien yang berada di rumah sakit dapat dilayani.

Untuk membantu penunggu pasien yang kesulitan mencari konsumsi manajemen RSI-SA, setiap hari menyediakan 500 porsi makanan untuk berbuka puasa dan menyediakan makanan untuk sahur. 

"Jadi artinya pelayanan para pasien dan karyawan tetap kita layani, untuk konsumsi buka dan sahur kita sediakan, bahkan penunggu pasien yang tidak bisa keluar kita bantu," ungkapnya.

Prof. Agung berharap dapat bekerjasama dengan BPBD sebagai partner penanggulangan bencana bersama Lazis dalam memberikan bantuan kesehatan.

Menurut Prof. Agung bahwa RSI-SA Semarang memiliki pasukan dokter yang bergitu banyak dari alumni Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) untuk memberikan bantuan tenaga medis kepada BNPB apabila terjadi bencana.

"Begitu pula sebaliknya, kita juga berharap ketika terjadi bencana dan membutuhkan armada besar untuk evakuasi, kita butuh dukungan dari jendral," kata Prof. Agung. 

Terdapat berbagai upaya yang dilakukan RSI-SA Semarang untuk mengendalikan bencana banjir, diantaranya berupa perbaikan saluran air, perbaikan pagar yang roboh, peninggian talut, pengendalian pompa dan pengerukan danau.

Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto, S. Sos., M.M saat mengunjungi RSI Sultan Agung pada Selasa (19/3/24) kemarin, membagikan bantuan sembako kepada penunggu pasien di RSI Sultan Agung ( RSI-SA) Semarang.

Letjen Suharyanto memberikan apresiasi atas upaya mitigasi dan evakuasi bencana banjir yang telah dilakukan menejemen RSI-SA Semarang.

Selanjutnya Letjen Suharyanto menyarankan ketika tahun depan terjadi bencana banjir kembali di RSI-SA Semarang jangan sampai kekurangan armada evakuasi.

"Dibuat MoU saja Pak Bergas (kepala BPBD Jateng-red), untuk Sultan Agung kalau ada apa-apa untuk evakuasi. Kalau kemarin dibantunya oleh TNI, jadi setiap ada banjir kodim mengerahkan armadanya ke sini, operasionalnya kita tanggap darurat bisa dipindahkan ke BNPB," kata Letjen Suharyanto kepada Ketua BNPB Jateng, Bergas C Penanggungan.

Mengenai kebutuhan pompa air, Letjen Suharyanto menyarankan agar akan adanya bantuan pompa dari BNPB Jateng.

"Coba nanti dilihat ya, kalau memang nanti bisa ya nggak ada masalah karena ini kan koordinasi dengan Kota dan Provinsi, rumah sakit kan sangat vital sehingga kalau ada kejadian tanggap darurat serupa tidak terjadi lagi, kasihan," katanya.

Lebih lanjut, Letjen Suharyanto berharap adanya evaluasi dari pemerintah daerah dalam mengatasi masalah banjir sehingga di tahun 2025 ketika musim hujan turun tidak terjadi banjir seperti tahun ini.

"Intinya kami dari BNPB siap membantu, baik untuk peralatan, program rehabilitasi rekontruksinya, termasuk MoUnya dengan kodim nanti," jelasnya.(TJ)