Para Pemain PSIS Jebolan Liga Malta Ngamuk di Tegal, Begini Respon Penonton di Stadion
- Istimewa
Viva Semarang, Sepak Bola – PSIS Semarang terlalu perkasa bagi tuan rumah Persekat Tegal. Bermain di Stadion Tri Sanja Slawi Kabupaten Tegal, Laskar Mahesa Jenar memberondong 5 gol tanpa balas ke gawang Persekat.
Laga diwarnai dengan aksi 3 pemain asing PSIS jebolan Liga Malta yang "ngamuk" memporak-porandakan pertahanan Persekat dalam laga tersebut.
Laga uji coba Persekat Tegal melawan PSIS Semarang berlangsung pada Sabtu (3/7/24) dengan disaksikan ribuan penonton yang memadati Stadion Tri Sanja Tegal.
Bermain di ata lapangan rumput alami yang mulus bagai lapangan di Eropa, kedua tim bermain hati-hati di awal laga. Keduanya mencoba menerapkan pola permainan yang disiapkan pelatih masing-masing.
Tapi kemudian PSIS yang memang levelnya lebih tinggi daripada Persekat mulai bisa mendominasi laga.
Pada momen penguasaan permainan inilah kemudian 3 pemain asing PSIS yang sebelumnya bermain di Liga Malta, menunjukkan aksinya. Ketiganya "ngamuk" ke gawang Persekat dengan berpesta gol.
Adalah Fernandinho, Lucas Barreto, dan Sudi Abdallah yang mencatatkan nama mereka di papan skor. Tak tanggung-tanggung, 4 gol dicetak oleh ketiganya. Fernandinho bikin 2 gol, sedangkan Lucas Barretto dan Sudi Abdallah masing-masing mencetak 1 gol.
Skor 4-0 tuntas hingga jeda babak pertama. Di babak kedua, PSIS merotasi skuad dengan memasukkan pemain cadangan. Meski begitu, PSIS tetap bisa mencetak 1 gol lagi di babak kedua. Skor pun tuntas 5-0.
Aksi 3 pemain eks Liga Malta itu seolah menjawab keraguan netizen yang selama ini meremehkan mereka dengan menyebut sebagai pensiunan Liga Malta. Bahkan netizen memberi komentar dengan menyebut pemain asing Grade C.
Simak komentar netizen waktu itu, saat PSIS pertama kali mulai merekrut mereka.
"Malta Mart," komen @afrizalfms.
"Mayan pemain Grade C," @jametnigeria.
"Tuku sak anane,"@slhmhfdh.
" Liga Malta diborong habis ma PSIS," @ekahartant_.
Tapi semalam, para pemain PSIS eks Liga Malta itu membuktikan kalau mereka punya level yang bisa bersaing di Liga 1 Indonesia. Suporter di stadion pun memberi tepuk tangan.
Banyaknya rekrutan PSIS dari pemain yang sebelumnya bermain di Liga Malta, tak lepas dari peran pelatih PSIS Gilbert Agius yang berasal dari Malta. Ia telah lama memantau para pemain yang berlaga di sana. Sehingga ia pun kemudian merekomendasikan 4 pemain untuk direkrut PSIS.
Meski menang besar, tapi sebenarnya kekuatan PSIS belum teruji benar. Pasalnya, dalam 4 laga uji coba yang semuanya dimenangkan PSIS dengan skor besar, lawan-lawannya memang levelnya jauh di bawah PSIS, kecuali Bhayangkara FC yang masih bisa dianggap paling sepadan.(TJ)