BBGP Jateng Gelar Merdeka Berbudaya Untuk Penguatan Profil Pelajar Pancasila
- TJ Sutrisno
Viva Semarang – Balai Besar Guru Penggerak Provinsi (BBGP) Jawa Tengah menggelar Sarasehan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
Acara bertajuk Gelar Merdeka Berbudaya itu mengambil tempat di tempat wisata De Tjolomadoe, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar, pada Jumat (30/8/2024).
Sarasehan P5 dalam Gelar Merdeka Berbudaya tersebut sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kompetensi pendidik Pendidikan Seni Budaya dan Bahasa Jawa.
Ini adalah kegiatan kebudayaan pertama yang dilaksanakan oleh BBGP Provinsi Jawa Tengah sebagai Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.
Kepala BBGP Provinsi Jawa Tengah Darmadi mengatakan, kegiatan ini mengangkat tema Pendidikan Seni dan Budaya dalam Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Sarasehan ini juga untuk mengintegrasikan budaya lokal dalam sistem pendidikan, agar siswa tidak hanya mendapatkan ilmu pengetahuan yang modern tetapi juga memahami dan menghargai budaya mereka.
"Sekolah pujya tanggung jawab pengelolaan penanganan P5. Karena itu kami berikhtiar untuk memberikan wahana agar mereka punya rujukan tambahan atau pengayaan," kata Darmadi.
Pada kegiatan tersebut, guru kesenian dan guru Bahasa Jawa dipertemukan dengan pelaku budaya lokal di bidang perwayangan.
“Melalui upaya peningkatan kompetensi pendidik dan mengembangkan kreativitas para pendidik khususnya Pendidikan Seni Budaya dan Bahasa Jawa ini, harapannya, bisa menjadi strategi untuk diterapkan dalam proyek pembelajaran,” ungkapnya.
Diharapkan melalui kegiatan sarasehan P5 yang diadakan BBGP Jateng tersebut, guru yang berasal dari kalangan muda memiliki kesanggupan untuk menerima dan mengambil nilai-nilai luhur dan didik yang masih cukup universal dari sisi seni tradisional, untuk kemudian dikenalkan ke anak didik.
“Jangan sampai nilai luhur yang termuat dalam seni lokal hilang dengan sendirinya yang pada akhirnya justru guru-guru kehilangan rujukan untuk bisa menanamkan local wisdom ke anak-anak kita,” jelasnya.
Dia mengatakan sarasehan melibatkan 200 peserta dari unsur guru dan tenaga kependidikan. Peserta berasal dari berbagai sekolah di Solo Raya mendapatkan materi terkait strategi pengintegrasian budaya dalam proyek pembelajaran.
Materi diberikan oleh narasumber dari akademisi berasal dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Joko Pamungkas, serta Dwi Puspita Ningrum praktisi budaya sekaligus guru dari SMP Negeri 42 Purworejo.
Kemudian materi dari Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek, Prof. Dr. Nunuk Suryani, dan ditutup dengan pagelaran wayang kulit dengan dalang kondang Ki Warseno Slank.
Dalam pentasnya, Ki Warseno Slank membawakan lakon Arjuna Wiwaha. Dia mengatakan wayang kulit menjadi pagelaran yang dipilih sebagai wujud apresiasi sekaligus penguatan upaya BBGP Provinsi Jawa Tengah dalam mengintegrasikan Seni dan Budaya dalam sistem pembelajaran dalam pendidikan.(TJ)