Cerita Haru Dibalik Wisuda UKSW Salatiga, Terombang-Ambing Ombak Demi Hadiri Wisuda Anak
- UKSW Salatiga
" Saya mendapat informasi ternyata kalau kapal yang ditumpangi mama papa terbakar. Saya syok dan hanya bisa menangis sambil berdoa kepada Tuhan gimana Tuhan bisa menjaga kedua orang tua saya bisa melewati musibah yang dialami. Saat mengetahui papa mama selamat saya bersyukur. Ditambah saat ini papa mama bisa sampai di Salatiga dan hadir dalam wisuda saya," ungkapnya.
Suasana makin haru saat Rektor UKSW Salatiga mengiringi momen kebahagiaan para winisuda dengan lagu “Di Doa Ibuku Namaku Disebut”, sebagai satu penghormatan terhadap perjuangan ayah dan ketulusan ibu dalam menyertai jejak langkah sang anak. Lagu ini dinyanyikan oleh empat Dekan wanita di UKSW, yakni Profesor Dr. Christina Maya Indah, S.H., M.Hum. Dekan Fakultas Hukum, Dr. Sri Aryanti Kristianingsih, M.Si., M.H., Psikolog Dekan Fakultas Psikologi, Dr. Ir. Sri Suwartiningsih, M.Si. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi (FISKOM) dan Dr. Helti Lygia Mampouw, S.Pd., M.Si. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).
“Terima kasih bahwa teman-teman telah berjuang hingga garis finish. Jangan kecewakan orang tua dan tetap melaju sebagai Creative Minority yang membanggakan kita semua,” pesan Rektor Intiyas untuk semua lulusan di wisuda kali ini.
Dihadapan ratusan wisudawan dan orang tua, Rektor UKSW menghampiri dan memeluk kedua orang tua
Pricilia Tundunaung, dan menyampaikan rasa simpatinya terlebih mereka telah berjuang melewati perjuangan yang luar biasa dalam menghadapi musih kapal laut yang mereka tumpangi terbakar di perairan Pulau Talise, Minahasa.
" Bapak Jemi dan istrinya telah berjuang mengapung terpisah di laut hanya dengan bantuan baju pelampung. Meski Kehilangan semua barang, kedua orang tua ini tetap melanjutkan perjalanan ke Salatiga dengan pesawat dari Manado. Kisah haru ini menjadi simbol cinta dan pengorbanan orang tua demi kebahagiaan anaknya," ujar Prof. Prof. Dr. Intiyas Utami, S.E., M.Si., Ak.