Tawa Ojol dan Pejuang Oranye Jadi Obat Lesunya Pariwisata
Viva Semarang – Hiruk pikuk aksi demonstrasi dalam beberapa hari kemarin baik di Jakarta dan sejumlah daerah rupanya ikut berimbas sampai ke dunia pariwisata. Beberapa hotel mulai merasakan dampaknya, termasuk The Wujil Resort & Conventions di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Marketing & Branding Manager The Wujil, Venni Arsintha, bercerita dalam dua pekan terakhir ada beberapa pembatalan. Sekitar 12 kamar yang sudah dipesan batal ditempati, begitu juga dengan tiga agenda meeting yang tadinya akan menginap. Bahkan, ada tamu yang sudah datang dan menginap, tapi meminta agar aktivitas mereka tidak diunggah ke media sosial.
“Kalau dibilang parah belum, tapi ada cancelan. Kami hanya berharap kondisi bisa segera kembali normal,” ungkap Venny.
Namun di tengah ketidakpastian itu, The Wujil justru tetap menggelar acara tahunan mereka yaitu sarapan bersama para pekerja harian. Tahun ini, sekitar 350 orang datang—mulai dari pengemudi ojek online, petugas kebersihan jalan, hingga sukarelawan pengatur lalu lintas. Meja-meja dipenuhi nasi bungkus hangat, obrolan ringan, juga tawa lepas yang jarang mereka dapatkan di sela rutinitas.
Tak hanya sarapan, hotel juga menyiapkan pemeriksaan kesehatan gratis dan donor darah. Bagi para pekerja informal, momen ini terasa sederhana tapi berarti: ada yang peduli dan memberi ruang untuk mereka.
" Alhamdulillah, antusiasmenya luar biasa. Mungkin yang kami berikan tidak seberapa, tapi kami berharap bisa menjadi rezeki kecil yang bermanfaat di momen ulang tahun ini,” ujar General Manager The Wujil, Ahmad Solela.
Dikatakan juga oleh Ahmad Solela, rangkaian syukuran ulang tahun The Wujil masih berlanjut. Pada 28 September 2025 mendatang, mereka akan menggelar WUJIL Day 2025, Healing Fun Trail. Event lari sejauh 8 kilometer di kaki Gunung Ungaran ini menargetkan 500 peserta, dengan suguhan panorama alam yang menawan.
