Jawa Tengah Hadapi Ancaman Alih Fungsi Lahan Sawah
Viva Semarang – Lahan sawah di Jawa Tengah berada di ambang bahaya. Ancaman alih fungsi lahan kian nyata, menggerus area produktif yang menjadi tumpuan ketahanan pangan. Kondisi ini menuntut komitmen serius dari semua pihak, tidak hanya pemerintah, tetapi juga masyarakat.
Peringatan ini disampaikan langsung oleh Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno, dalam acara Jambore Nasional I Jamaah Tani Muhammadiyah (Jamnas I Jatam) di Kebumen.
Ia menekankan, meski beberapa kabupaten/kota telah memiliki Peraturan Daerah (Perda) untuk melindungi lahan, upaya ini tidak akan maksimal tanpa kerja sama kolektif. "Menjaga sawah bukan hanya urusan petani, tapi menyangkut keberlanjutan pangan kita bersama," tegasnya.
Tiga Pilar Utama: Lahan, SDM, dan Air
Selain lahan, Sumarno menyoroti dua pilar penting lain yang harus dijaga, yaitu sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya air. Ia mengapresiasi peran Muhammadiyah yang aktif meningkatkan kualitas SDM pertanian melalui Jatam.
"Dengan SDM yang unggul, kita bisa menghadapi tantangan pangan bersama," tambahnya.
Di sisi lain, masalah air menjadi tantangan yang tak kalah serius. Meskipun secara neraca Jawa Tengah punya potensi air melimpah, kenyataannya banyak wilayah masih kekurangan. Dukungan dari Kementerian Pertanian dalam hal perbaikan irigasi sangat diharapkan untuk mengatasi masalah ini.