Jawa Tengah Hadapi Ancaman Alih Fungsi Lahan Sawah

Petani menanam padi Biosalin di lahan sawah payau Kota Semarang
Sumber :

Viva Semarang – Lahan sawah di Jawa Tengah berada di ambang bahaya. Ancaman alih fungsi lahan kian nyata, menggerus area produktif yang menjadi tumpuan ketahanan pangan. Kondisi ini menuntut komitmen serius dari semua pihak, tidak hanya pemerintah, tetapi juga masyarakat.

30 DPC PPP Jateng Deklarasi Dukungan untuk Agus Suparmanto dan Taj Yasin Pimpin DPP PPP

Peringatan ini disampaikan langsung oleh Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno, dalam acara Jambore Nasional I Jamaah Tani Muhammadiyah (Jamnas I Jatam) di Kebumen. 

Ia menekankan, meski beberapa kabupaten/kota telah memiliki Peraturan Daerah (Perda) untuk melindungi lahan, upaya ini tidak akan maksimal tanpa kerja sama kolektif. "Menjaga sawah bukan hanya urusan petani, tapi menyangkut keberlanjutan pangan kita bersama," tegasnya.

Gerakan Petani Peduli Inflasi Perkuat Komoditas Cabai di Jawa Tengah

Tiga Pilar Utama: Lahan, SDM, dan Air

Selain lahan, Sumarno menyoroti dua pilar penting lain yang harus dijaga, yaitu sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya air. Ia mengapresiasi peran Muhammadiyah yang aktif meningkatkan kualitas SDM pertanian melalui Jatam. 

Dana Desa Rawan Korupsi, Kejaksaan dan Kepolisian Akan Dampingi di Jawa Tengah

"Dengan SDM yang unggul, kita bisa menghadapi tantangan pangan bersama," tambahnya.

Di sisi lain, masalah air menjadi tantangan yang tak kalah serius. Meskipun secara neraca Jawa Tengah punya potensi air melimpah, kenyataannya banyak wilayah masih kekurangan. Dukungan dari Kementerian Pertanian dalam hal perbaikan irigasi sangat diharapkan untuk mengatasi masalah ini.

Pemerintah melalui Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, menegaskan komitmennya untuk memastikan bantuan pertanian sampai ke tangan petani dengan cepat. 

"Prinsip kami sederhana: makin cepat makin bagus. Efisiensi anggaran diarahkan ke prioritas seperti irigasi dan perbaikan sarana," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menegaskan bahwa organisasinya telah lama mendukung agenda swasembada pangan. Sejak 2010, Muhammadiyah telah menggarap program pertanian di berbagai daerah, mulai dari perbenihan hingga distribusi. (TJ)