Mengejutkan, Speling Deteksi 6,7 Persen dari 37 Ribu Warga Jawa Tengah Mengalami Gangguan Jiwa

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Yunita Dyah Suminar.
Sumber :
  • Dok

Untuk mengatasi ini, diluncurkan program Mental Health First Aid (MHFA). Program ini melatih kader, termasuk dari jenjang SD hingga SMA, untuk menjadi pendengar bagi teman-teman mereka yang mengalami kesulitan. MHFA adalah respons terhadap kecenderungan anak-anak yang lebih suka berbagi masalah dengan teman sebaya daripada orang tua.

Ahmad Luthfi Optimis Separuh KDMP di Jawa Tengah Beroperasi Akhir Tahun ini

"Program ini merupakan bentuk kewaspadaan kita terhadap kasus kesehatan jiwa, bahkan yang sangat ringan sekalipun," kata Yunita. "Anak yang tadinya ceria menjadi murung, anak yang tadinya terbuka menjadi tertutup. Ini harus menjadi kewaspadaan kita semua."

Faktor Pemicu Gangguan Jiwa pada Anak

Seorang Anak Asal Pekalongan Digit Ular Hingga Pingsan, Dilarikan ke RSUP Kariadi Semarang

Yunita menyebutkan beberapa faktor penyebab gangguan jiwa pada anak, antara lain kurangnya perhatian orang tua, ketergantungan pada gawai, kondisi sosial-ekonomi, dan pergaulan.

"Dengan adanya media sosial, anak-anak melihat banyak hal yang belum sesuai usia mereka. Ini bisa menyebabkan stres yang tidak teridentifikasi dan terus-menerus mengganggu mereka," paparnya.

GKR Koes Moertiyah Temui DPRD Jateng, Minta Hentikan Dana Hibah Kraton Surakarta ke Rekening Pribadi Raja

Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, menegaskan bahwa program Speling dengan dokter spesialis bertujuan memberikan pelayanan kesehatan gratis hingga ke desa-desa. Banyak masyarakat desa yang belum memahami peran dokter spesialis, termasuk dokter kejiwaan.

Program Speling merupakan kolaborasi antara rumah sakit milik daerah dan swasta, yang secara bersama-sama menyediakan layanan dokter spesialis di 35 kabupaten/kota. Ini sejalan dengan kebijakan Presiden Prabowo Subianto untuk memberikan pelayanan kesehatan gratis kepada masyarakat.(TJ)