Pemkot Semarang Gencarkan Sosialisasi Penggunaan Nyamuk Wolbachia
- Dok
Semarang – Pemerintah Kota Semarang terus melakukan upaya penanganan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Salah satunya penggunaan be-Wolbachia yang mulai disebarkan ke beberapa wilayah.
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, pihaknya terus mensosialisasikan penggunaan nyamuk be-Wolbachia ke masyarakat. Kota Semarang terpilih sebagai salah satu dari 5 kabupaten/kota dalam pilot project Penyelenggaraan Teknologi Nyamuk Aedes Aegypti Ber-Wolbachia. Penetapan ini tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/1341/2022 tentang Penyelenggaraan Pilot Project Penanggulangan Dengue dengan Metode Wolbachia.
Walikota Semarang meminta kepada Dinas Kesehatan untuk gencar memberikan edukasi terkait manfaat nyamuk ber-Wolbachia. Hal ini dilakukan mengingat ada masyarakat yang menolak nyamuk penggunaan ber-Wolbachia. Menurutnya, penolakan dari masyarakat ini adalah kurangnya sosialisasi dari pemerintahan.
“Sebenarnya kan mungkin di wilayah lain tidak ada sosialisasinya. Tapi selama di Semarang, kami gencar melaksanakan sosialisasi. Saya melihat di wilayah lain mungkin tidak jadi pilot project, tidak pakai tahapan-tahapan sosialisasi, sehingga langsung istilahnya dikasih bibit dan langsung seketika itu. Mungkin ada anggapan membawa bibit penyakit,” jelasnya.
Pemkot Semarang telah beberapa kali melakukan sosialisasi terkait Wolbachia. Wilayah utama yang mendapatkan sosialisasi dari Dinkes Semarang adalah zona yang banyak kasus demam berdarah dengue.
“Masyarakat jangan khawatir akan penyebaran nyamuk Wolbachia. Kami lihat potensi wilayah penyebaran penyakit demam berdarah tinggi saat musim hujan yaitu di Banyumanik dan Tembalang. Intinya masyarakat jangan khawatir, jangan takut karena kalau program dari pemerintah itu tidak bakal menjerumuskan, tidak mungkin untuk membuat malah nambah banyak penyakit,” imbaunya.
Ia meminta kepada masyarakat untuk tetap melaksanakan Pemeriksaan Jentik Nyamuk (PJN) dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di lingkungan rumah secara rutin, yakni dua kali dalam seminggu. Ia juga mendorong kepada ibu-ibu Dasawisma untuk ikut mensososialisasikan penggunaan nyamuk Wolbachia.