Agustina, Wali kota Semarang Beberkan Enam Pilar Penguatan Pendidikan di Kota Semarang

Agustina beberkan program penguatan pendidikan di Kota Semarang.
Sumber :
  • Dok

Viva SemarangAgustina, Wali Kota Semarang menyampaikan upaya mewujudkan pendidikan inklusif dan berkualitas di Kota Semarang dapat dilakukan dengan menjalankan penguatan pendidikan. Hal tersebut disampaikannya saat menghadiri Conference On Science, Education and Technology (ISET) di hotel Grasia, Sabtu (28/6).

Ada Pulau Sampah Tambaklorok Semarang, Ini Solusi Wali Kota Agustina

“Bagaimana caranya mewujudkan pendidikan inklusif dan berkualitas? Dengan menjalankan 6 pilar penguatan pendidikan, yakni pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar wajib untuk semua, keterampilan hidup untuk remaja dan dewasa, literasi untuk orang dewasa, kesetaraan gender dalam pendidikan, dan kualitas pendidikan,” ucapnya.

Menurutnya, enam pilar yang sedang dijalankan ini mengacu pada kerangka global sejak tahun 2000. Pada pilar pertama, pendidikan anak usia dini, Agustina merencanakan peningkatan kualifikasi guru PAUD melalui program pengakuan pembelajaran sebelumnya bersama perguruan tinggi, memperkuat program wajib belajar 13 tahun, memberikan bantuan transportasi bagi guru PAUD, memberikan bantuan kesejahteraan bagi guru PAUD, dan meningkatkan kompetensi guru lewat komunitas belajar.

Di Konferensi Internasional Asia Pasifik, Agustina, Wali kota Semarang Paparkan Keberhasilan Program Layanan PAUD

"Pilar kedua yakni pendidikan dasar wajib untuk semua melalui peningkatan akses ke sekolah-sekolah negeri dan swasta, serta menangani anak putus sekolah melalui program 'Guru PAUD'", imbuhnya.

Di samping itu, Agustina ingin mengoptimalkan peran guru BK untuk membantu siswa mengenali bakat dan potensi masing-masing, menyusun kegiatan organisasi di sekolah untuk membentuk karakter, dan juga mengadakan pelatihan keterampilan untuk anak muda, terutama yang berhubungan dengan budaya.

Agustina, Wali kota Semarang Akan Optimalkan Koperasi Merah Putih ke Berbagai Lini Usaha

"Saya juga meminta agar setiap sekolah wajib memiliki program literasi dewasa, hari khusus belajar khusus bagi para guru setiap pekannya, dan membentuk komunitas belajar secara rutin," katanya.

Melalui kesempatan tersebut, Agustina turut menghendaki adanya kesetaraan dalam pendidikan sebagai pilar kelima. Dia menambahkan, tidak hanya sekolah-sekolah di Kota Semarang mau menerima siswa berkebutuhan khusus, melainkan juga membuat kurikulum yang adil untuk semua gender, termasuk meminta agar siswa perempuan mendapatkan kesempatan menjadi petugas upacara sebagai bentuk kesetaraan.

Halaman Selanjutnya
img_title