SPPG Ditutup Sementara Akibat Kasus Keracunan Makan Bergizi Gratis
- Kanal YouTube Kemenkes
Viva Semarang – Menteri Koordinator bidang Pangan, Zulkifli Hasan menutup sementara Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang bermasalah dalam mengelola dapur program Makan Bergizi Gratis (MBG). Keputusan ini diambil menyusul maraknya kasus keracunan di beberapa daerah.
"SPPG bermasalah ditutup sementara untuk evaluasi dan investigasi," ujar Zulhas dalam konferensi pers di Kementerian Kesehatan, Jakarta, Minggu (28/9/25) yang siarkan live di kanal YouTube Kemenkes RI.
Evaluasi tidak hanya dilakukan pada lokasi kejadian, namun mencakup seluruh SPPG. Fokus evaluasi adalah kedisiplinan, kualitas, dan kemampuan juru masak.
Selain itu, Zulhas mewajibkan SPPG untuk mensterilkan seluruh alat makan dan memperbaiki sanitasi, khususnya terkait kualitas air dan alur limbah.
Data Kasus Keracunan
Badan Gizi Nasional (BGN) mencatat bahwa sepanjang Januari hingga September 2025, telah terjadi 70 insiden keamanan pangan, termasuk keracunan, yang menimpa 5.914 penerima MBG.
Kasus tersebut tersebar di berbagai wilayah:
- Wilayah I (Sumatera): 9 kasus, 1.307 korban (termasuk Lebong dan Bandar Lampung).
- Wilayah II (Jawa): 41 kasus, 3.610 korban.
- Wilayah III (Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, Bali, Nusa Tenggara): 20 kasus, 997 korban.
Penyebab utama dari 70 kasus ini adalah temuan beberapa jenis bakteri pada makanan dan air, seperti:
- E-coli (pada air, nasi, tahu, dan ayam)
- Staphylococcus aureus (pada tempe dan bakso)
- Salmonella (pada ayam, telur, dan sayur)
- Bacillus cereus (pada mi)
- Coliform, PB, Klebsiella, Proteus (dari air yang terkontaminasi)
Semua SPPG kini berada di bawah investigasi ketat untuk menjamin keamanan pangan. (TJ)