Nggak Ada Takutnya, Anak-Anak dan Remaja Nekat Ngabuburit di Rel Kereta Api

Remaja dan anak-anak nekat ngabuburit di rel kereta api.
Sumber :

Viva Semarang – KAI Daerah Operasi 4 Semarang menegaskan larangan bagi masyarakat untuk beraktivitas di jalur kereta api, termasuk saat menunggu waktu berbuka puasa atau ngabuburit selama bulan Ramadhan. 

Manfaat Buah Apel Untuk Hidangan Buka Puasa, Bikin Tubuh Segar Bugar Lagi

Hal ini terkait fenomena aksi nekat ngabuburit di rel kereta api yang dilakukan sejumlah orang termasuk anak-anak dan remaja saat menjelang buka puasa dan setelah sahur.

 

Tempat Makan Legendaris di Purwodadi yang Rasanya Lezat, Rekomendasi Untuk Buka Puasa

Aksi nekat ini terjadi di jalur kereta api di wilayah Daop 4 Semarang, antara Tegal, Pekalongan, Kendal, hingga Cepu.

 

39 Ribu Orang ke Kampung Halaman di Awal Ramadhan Naik Kereta Api di Daop 4 Semarang

Aktivitas ini sangat berbahaya dan dapat mengancam keselamatan, baik bagi masyarakat sendiri maupun perjalanan kereta api.

 

“Selama bulan suci Ramadhan, masih ditemukan masyarakat yang berkumpul atau bermain di sekitar jalur rel kereta api, baik saat sahur maupun menjelang berbuka. KAI dengan tegas melarang masyarakat berada di jalur kereta api untuk aktivitas apa pun selain kepentingan operasional kereta api,” jelas Manager Humas KAI Daop 4 Semarang, Franoto Wibowo, Senin (3/3/25).

 

Franoto menjelaskan, larangan beraktivitas di jalur kereta api telah ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian Pasal 181 Ayat (1).

 

Pasal tersebut menyatakan bahwa setiap orang dilarang berada di ruang manfaat jalur kereta api, menyeret, menggerakkan, meletakkan, atau memindahkan barang di atas rel atau melintasi jalur kereta api, ataupun menggunakan jalur kereta api untuk kepentingan lain selain angkutan kereta api.

 

Pelanggaran terhadap aturan ini dapat dikenakan sanksi pidana berupa penjara paling lama tiga bulan atau denda paling banyak Rp 15 juta sebagaimana yang diatur dalam Pasal 199 UU 23 Tahun 2007.

 

Meningkatnya frekuensi perjalanan kereta api khususnya selama masa angkutan Lebaran, lanjutnya, menjadikan pentingnya kesadaran masyarakat untuk menghindari kebiasaan berbahaya ini.

 

"Saat asyik bermain atau bersantai, masyarakat kerap tidak menyadari bahwa mereka berada di area terlarang yang dapat mengancam keselamatan," kata Franoto.

 

Sebagai upaya pencegahan, KAI secara aktif melakukan sosialisasi kepada masyarakat, termasuk mengunjungi sekolah-sekolah dan berbagai komunitas guna meningkatkan kesadaran akan bahaya beraktivitas di sekitar jalur rel.

 

Selain edukasi, KAI juga terus memperkuat patroli keamanan di area jalur kereta api dengan menambah jumlah personel yang bertugas di titik-titik rawan guna menghindari kejadian yang tidak diinginkan. 

 

“KAI bekerja sama dengan aparat setempat untuk meningkatkan pengamanan di daerah yang dianggap rawan gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat. Personel keamanan juga disiagakan di berbagai lokasi strategis, termasuk perlintasan sebidang yang tidak terjaga tetapi memiliki tingkat lalu lintas kendaraan bermotor yang tinggi,” tambah Franoto.

 

Pihaknya mengajak seluruh pihak untuk bekerja sama dalam menjaga keamanan dengan tidak melakukan aktivitas di sekitar jalur rel. 

 

Masyarakat yang melihat adanya aktivitas mencurigakan atau berbahaya di sekitar rel kereta api diimbau untuk segera melaporkannya kepada petugas KAI atau pihak berwenang guna mencegah potensi kecelakaan.(EF)