Bedah Buku “1830”, BI Jateng Ajak Anak Muda Refleksi Sejarah Pangeran Diponegoro

Bedah buku 1930 di Semarang.
Sumber :
  • TJ Sutrisno

Viva Semarang – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Tengah kembali menggelar Serial Bedah Buku. Acara seri kedua ini fokus membahas pilar sejarah melalui buku 1830: The Making of Modern Java karya Melissa Sunjaya dan sejarawan terkemuka, Professor Peter Carey.

Bank Indonesia Perkuat Ekosistem Transaksi Mata Uang Lokal, Dorong Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan

Acara yang berlangsung santai di Kopi Nako, Kota Semarang, ini bertujuan memperluas jangkauan literasi, khususnya di kalangan anak muda. Diskusi dipandu oleh moderator Sumi Yang dengan narasumber utama Professor Peter Carey, seorang pakar sejarah Pangeran Diponegoro.

Lebih dari 200 peserta hadir secara langsung, dan disiarkan pula secara daring melalui kanal YouTube BI Jawa Tengah.

Forum PUSAKA Jateng 2025: Integrasi Pertanian dan Industri Jadi Kunci Perekonomian

Acara ini dihadiri oleh beragam tokoh dan komunitas, mulai dari Kepala Dinas Arsip & Perpustakaan, Kepala Dinas Pendidikan & Kebudayaan, Dekan dan Kepala Perpustakaan Universitas, SMA & SMP di wilayah Jawa Tengah, pejabat BI dari berbagai kota, akademisi, hingga mahasiswa serta komunitas sejarah dan literasi.

Kepala Perwakilan BI Provinsi Jawa Tengah, Rahmat Dwisaputra, dalam sambutannya menekankan pentingnya kesadaran kolektif. Ia menyatakan, transformasi menuju Indonesia Emas 2045 hanya bisa dicapai jika bangsa Indonesia sadar sejarah, matang secara spiritual, dan kritis secara intelektual.

Pekan QRIS Nasional Bank Indonesia, Ada Naik Bus Trans Semarang Cuma Bayar 80 Rupiah dan Jelajah Budaya di Jateng

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah, Rahmat Dwisaputra menjelaskan tujuan serial bedah buku ini adalah untuk membangun kesadaran bahwa bangsa beradab lahir dari sejarah, spiritualitas, dan filsafat.

"Ini untuk menggali nilai-nilai perjuangan dan moralitas Diponegoro, mendorong peserta membaca secara reflektif dan mengaitkan pemikiran besar dengan kehidupan masa kini, serta menghidupkan budaya literasi kritis dan dialogis," kata Rahmat saat membuka acara, Selasa (26/8/25).

Halaman Selanjutnya
img_title